Pol Pot China Harus Jadi Pelajaran, Tidak Boleh Ada Lagi Rezim Anti-Intelektual

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi/Net   
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi/Net  

Pemberhentian tenaga honorer Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman sebagai dampak integrasi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Bahkan tidak sedikit yang berspekulasi bahwa pemerintah anti dengan ilmu pengetahuan.


Seiring dengan itu, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi mengingatkan kisah tentang kepemimpinan Pol Pot di Kamboja.

Pol Pot yang pro dengan China melakukan tindakan gila saat berkuasa. Dia menghabisi para profesor, doktor, dan kelompok intelektual.

“Intelektual dilibas habis, yang mau terus hidup disuruh kerja paksa di desa-desa,” tuturnya lewat akun Twitter pribadi, Selasa (4/1).

Adhie menjelaskan bahwa kisah itu bisa dilihat dengan mudah dari film berjudul Killing Fields karya Roland Joffe di tahun1984.

Intinya jangan sampai kejadian serupa terjadi di tanah air. Sebab, bukan tidak mungkin pembumihangusan kelompok saintis hanya akan membuat sebuah negara jatuh.

“Ini pelajaran nggak boleh lagi ada rezim anti-intelektual” tutupnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman mengungkapkan ada sebanyak 113 tenaga honorer tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan. Mereka diberhentikan karena dampak adanya integrasi Lembaga Eijkman ke tubuh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).