Harga Minyak Goreng di Daerah Masih Tinggi,  Operasi Pasar Bukan Solusi

Parti pedagang gorengan di Ngawi Street Food mengeluhkan harga minyak goreng
Parti pedagang gorengan di Ngawi Street Food mengeluhkan harga minyak goreng

Harga minyak goreng curah maupun kemasan di Ngawi, Jawa Timur saat ini masih tinggi. Dari pantauan, untuk minyak goreng kemasan berbagai merek rata-rata harganya masih berkutat pada kisaran Rp 17 ribu sampai Rp 22 ribu. Bahkan untuk minyak goreng curah dibeberapa pasar tradisional seharga Rp 20 ribu per liter. 


"Masih tinggi belum turun meski ada operasi pasar. Sebagai pedagang makanan tentunya kita mengeluh kapan harganya seperti sedia kala yang stabil," terang Parti pedagang gorengan di Ngawi Street Food dikutip kantor berita RMOL Jatim, Kamis, (17/2).

Ia meminta kepada pemerintah segera melakukan kebijakan langsung yang bisa dirasakan pedagang kecil. Menurutnya, operasi pasar yang dilakukan pemerintah bukan solusi. Alasanya pengendalian harga dengan operasi pasar sifatnya hanya sesaat. Justru pemerintah secepatnya mengurai persoalan dan menyelesaikan permasalahan harga minyak goreng dari hulu ke hilir. 

"Operasi pasar bisa tepat dan tidak. Justru bagaimana caranya agar harganya itu stabil dan terjangkau oleh daya beli masyarakat seperti saya ini," jelasnya. 

Terpisah, Kristina Setyowati Kasi Tata Niaga Perdagangan Disperindag Ngawi tidak mengelak untuk menstabilkan harga minyak goreng salah satunya dengan melakukan operasi pasar. Operasi pasar jelas Kristina, dilakukan secara komperhenship dan menyebar di beberapa titik di daerahnya. 

"Kemarin kita sudah berkomunikasi dengan perusahaan minyak goreng. Hasilnya melalui dinas tetap operasi pasar seperti besok itu ada dua tempat depan Eka Kapti dan dilokasi Ngawi Street Food tapi jumlahnya sangat terbatas hanya 600 bungkus," beber Kristina.