Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah mencatat sedikitnya 240 korban sipil, dengan 64 di antaranya meninggal dunia sejak invasi Rusia ke Ukraina.
- Seorang Ibu Meninggal Tercebur Septic Tank, Dua Warga Lainnya Ikut Terjebak Akibat Gas Beracun
- Warga Curah Kobokan Lumajang Terjebak Erupsi Semeru
- Gara-gara Omicron, Ribuan Penerbangan Dibatalkan
Baca Juga
Dikutip Al Jazeera pada Minggu (27/2), angka korban yang jatuh di lapangan diyakini jauh lebih tinggi karena banyak laporan belum dikonfirmasi.
Selain itu, OCHA juga mencatat sudah ada lebih dari 150 ribu warga Ukraina yang meninggalkan negara sejak awal serangan yang diperintahkan oleh Vladimir Putin pada Kamis (24/2).
Di samping itu, kerusakan infrastruktur sipil telah membuat ratusan ribu orang kehilangan akses ke listrik atau air, sebagian besar di utara, timur dan selatan Ukraina.
Sementara korban terus berjatuhan, pasukan Rusia dilaporkan terus mendekati Kiev.
Menurut keterangan Walikota Vasylkiv, Natalia Balasinovich, rudal Rusia telah menghantam kotanya yang berada di barat daya Kiev. Sebuah SPBU juga ikut terhantam dan terbakar.
“Musuh ingin menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya,” kata Balasinovich.
Menanggapi serangan Rusia, negara-negara Barat telah berkomitmen memberikan bantuan militer. Amerika Serikat (AS) bersama Kanada, Inggris, Jerman, dan Prancis juga telah memblokir bank-bank Rusia dari sistem perbankan global SWIFT.
- Yusril dan Anaknya Ikut Nyaleg di Pemilu 2024 Lewat PBB
- Prabowo dan Yusril Bertemu di Batusangkar, PBB Gabung Gerindra?
- Golkar dan PBB Saling Buka Diri untuk Koalisi di Pemilu 2024