Pengamat Minta NU dan Muhammadiyah Tegas, Jangan Ngambang soal Penundaan Pemilu 2024

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam/RMOL
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam/RMOL

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi massa Islam yang dinilai pengaruh politik sangat besar terhadap pandangan dan sikap masyarakat, khususnya terhadap wacana penundaan Pemilu 2024.


Demikian pandangan Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual Paramadina Democracy Forum bertajuk "Wacana Penundaan Pemilu: Membaca Motif Ekonomi-Politik dan Dampaknya pada Demokrasi di Indonesia", pada Rabu (2/3).

"Ormas ini punya impact politik yang besar. Harus clear sikapnya, jangan mengambang," ujar Khoirul Umam.

Sebagai contoh, Khoirul Umam menyinggung pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang menyebut gagasan penundaan Pemilu masuk akal.

"Kemarin ada pernyataan Ketua Umum PBNU, padahal semua orang berharap islamic base civil society bisa menggunakan kekuatannya secara maksimum (melawan wacana penundaan Pemilu)," tuturnya.

Lebih lanjut, Khoirul Umam menyampaikan harapannya kepada dua ormas besar Islam di Indonesia, yakni PBNU dan PP Muhammadiyah untuk bersuara lantang menyatakan sikap yang jelas mengenai isu penundaan Pemilu 2024.

"NU harus clear positioning-nya, Muhammadiyah juga. Di bawah kepemimpinan Gus Yahya kita harap PBNU bisa clear, karena ber-impact pada pembangunan nasional yang lebih kompatable dan menjadi penyeimbang," tandasnya.