Teguh Santosa: Invasi Rusia jadi Preseden Bagi Separatisme dan Invasi Asing

Pemerhati isu internasional, Teguh Santosa dalam program RMOL World View pada 8 Maret 2022/Repro
Pemerhati isu internasional, Teguh Santosa dalam program RMOL World View pada 8 Maret 2022/Repro

Sikap pemerintah Indonesia yang menyetujui Resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menuntut agar Rusia berhenti menyerang Ukraina dinilai sudah baik.


Pemerhati isu internasional, Teguh Santosa berpendapat, serangan Rusia terhadap Ukraina perlu ditanggapi serius lantaran dikhawatirkan dapat memicu isu-isu keamanan lain.

"(Jika dibiarkan) akan memberikan contoh tidak baik dan membiarkan invasi Rusia menjadi preseden," ujarnya ketika berbincang-bincang dalam program RMOL World View di Kopi Timur, kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (8/3).

Jika mengacu pada situasi saat ini, dosen ilmu hubungan internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menuturkan, invasi Rusia harus dicegah agar tidak menjadi preseden bagi isu separtisme dan invasi asing.

"Kita lihat di Laut China Selatan, itu akan jadi pintu masuk. Dan separatisme juga isu yang harus kita perhatikan," kata Teguh.

Hingga saat ini, lanjut Teguh, masih ada kekuatan besar asing yang berusaha menguasai Laut China Selatan. Sementara isu-isu separatisme juga berkembang di berbagai penjuru dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang ia sebut sebagai "Operasi Militer Khusus" ke Ukraina pada 24 Februari. Itu terjadi berselang dua hari setelah Putin mengakui Donetsk dan Luhansk di Donbass sebagai negara yang independen.