Harga BBM dan Sembako Naik, Perpanjangan Masa Jabatan Tiga Periode Tidak Relevan

Presiden Joko Widodo/Net
Presiden Joko Widodo/Net

Lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok dan bensin tentu membuat rakyat semakin terpuruk. Teranyar, pemerintah bakal menaikkan harga bahan bakar minyak kenir Pertamax, dengan dalih menyesuaikan harga minyak dunia yang semakin melonjak.


Menurut pandangan pengamat politik Jamiuddin Ritonga, kenaikan sejumlah harga komuditas pangan dan migas di tengah daya beli masyarakat yang rendah, akan membuat rakyat semakin frustasi.

"Sebagian besar rakyat semakin tak mampu memenuhi sandang dan pangannya,” ucap Jamiluddin Ritonga dikutip dari Kantor Berita Poliitk RMOL, Jumat (1/4).

Jamliudding mengingatkan sejarah politik di Asia Tenggara, permasalahan pangan kerap membuat kegaduhan sosial yang kemudian diikuti kekisruhan politik. Pemerintah harus mampu menanggulangi masalah ini dengan baik jika tidak ingin melihat rakyat marah.

"Revolusi sosial kerap terjadi karena permasalahan perut rakyatnya. Karena itu, permasalahan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok dapat berdampak terhadap perut rakyat. Kalau hal ini terjadi, amarah rakyat akan sulit diatasi,” tegasnya.

Selain itu, Jamiluddin memandang kondisi serba sulit dengan melonjaknya harga kenaikan komuditas pangan dan migas tersebut semakin mengejawantahkan wacana penambahan masa jabatan presiden.

"Kondisi tersebut juga membantah kelayakan wacana presiden tiga periode. Tak ada bukti empiris yang meyakinkan pemerintah ini akan mampu memulihkan ekonomi,” katanya.

"Janji pertumbuhan ekonomi 8 persen juga tak pernah terealisir.  Karena itu, tak ada prestasi membanggakan sehingga diperlukan presiden tiga periode,” imbuhnya.

Maka seharusnya, kata Jamiluddin, Presiden Joko Widodo lebih baik fokus kerja untuk mengatasi permasalahan dalam negeri jelang akhir masa jabatannya.

"Jadi, pemerintahan Jokowi lebih baik konsen memyelesaikan masa baktinya hingga 2024. Bila terus diganggu dengan wacana presiden tiga periode, maka situasi ekonomi dan politik akan semakin dalam ketidakpastian,” tutupnya.