Setelah Hasan Nasbi hengkang dari Istana Negara, Presiden Prabowo harus menunjuk sosok yang memiliki kesamaan ideologi pembangunan dengannya untuk mengisi kursi kosong Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
- Prabowo Adalah Kita
- Prabowonomics vs Dengism: Catatan atas Kuliah Raymond Thomas Dalio
- Prabowo, Gas Melon dan Paska 100 Hari
Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa mengatakan, ada sejumlah nama yang layak dipertimbangkan Prabowo sebagai komunikator kinerja pemerintah. Dari nama-nama itu, Teguh menilai, sosok aktivis-intelektual Syahganda Nainggolan adalah yang paling pas.
“Syahganda Nainggolan bukan sosok yang asing bagi kalangan media. Dia cukup komunikatif dan artikulatif menyuarakan berbagai gagasan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan,” ujar Teguh menjawab pertanyaan wartawan, Rabu 30 April 2025.
“Saya menyimpulkan tidak sulit bagi Syahganda untuk membaca dan memahami pikiran pembangunan Prabowo dan kemudian mengomunikasikannya kepada kalangan pers dan masyarakat luas,” sambung Teguh.
Penilaian Teguh ini sejalan dengan pandangan Rocky Gerung yang disampaikannya dalam wawancara dengan wartawan senior Hersubeno Arief.
Rocky Gerung mengibaratkan Prabowo sedang menempuh jalan berbatu untuk mewujudkan visi pembangunannya. Dalam situasi seperti ini, Prabowo membutuhkan sosok intelektual yang selain memiliki kemampuan komunikasi yang baik juga memiliki kesamaan ideologi pembangunan dengannya.
Dalam wawancara itu, Rocky Gerung menyebut nama Syahganda sebanyak delapan kali. Jumlah ini klop dengan nama sandi Prabowo, yakni 08.
”Secara mental Prabowo mengerti rakyat menginginkan kepastian masa depan. Dan Syahganda menulis banyak tentang itu. Secara ideologi, Syahganda memahami ideologi pembangunan Prabowo. Secara akademi, Syahganda sudah terlatih dalam soal-soal public policy dan public opinion,” ujar Rocky Gerung.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prabowo Adalah Kita
- Prabowonomics vs Dengism: Catatan atas Kuliah Raymond Thomas Dalio
- Soal Larangan Retreat, Teguh Santosa: Perintah Megawati Seolah Ada Negara Partai di Dalam NKRI