Tokoh Muda Papua: Setop Bicara Pemekaran, Banyak Rakyat Jadi Korban

Tokoh muda Papua, Kenius Kogoya/RMOLPapua
Tokoh muda Papua, Kenius Kogoya/RMOLPapua

Pemekaran di wilayah Papua yang sudah diputuskan pemerintah dan DPR RI melalui pengesahan UU Otonomi Khusus (Otsus) diharap tak lagi menjadi perdebatan di antara masyarakat setempat.


Tokoh muda Kenius Kogoya mengatakan, pemekaran Papua merupakan urusan pemerintah yang harus disikapi secara bijak oleh masyarakat Papua. Sebab, dia melihat belakangan terdapat sejumlah gerakan bernama Pro Papua Merdeka yang menolak keputusan pemekaran.

Fatalnya, dia mendapati wacana-wacana yang dibawa kelompok itu ikut digaungkan kaum pemuka agama di sana, seperti pendeta.

"Saya berharap supaya semua Hamba Tuhan itu hanya bicara Firman Tuhan saja. saat ini banyak pendeta-pendeta kita yang salah memanfaatkan posisi, jabatan, kemudian bicara soal pemekaran. Pro Papua Merdeka ini setop, setop bicara soal itu," ujar Kenius seperti dilansir Kantor Berita RMOLPapua, Kamis (19/5).

Kenius yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua ini berharap, para pendeta di Papua cukup menjalankan tugasnya sebagai Hamba Tuhan atau penyiar ajaran agama.

Menurutnya, setiap urusan sudah ada pembagiannya masing-masing, termasuk soal pemekaran Papua yang menjadi bagian dari urusan politik yang dijalankan oleh pemerintah.

"Kami lihat banyak hamba-hamba Tuhan yang memposisikan salah, dalam hal kaitan dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, bicara pengajaran firman Tuhan teologi bicara itu saja," imbau Kenius.

"Biarkan nanti pemerintah mengurus pemerintah, negara mengurus negara, masyarakat mengurus dirinya dengan apa yang sudah Tuhan berikan, pemuda mengurus pemuda dan segala macam, jadi sudah jalan sesuai dengan rel apa yang sudah Tuhan percayakan," sambungnya.

Lebih lajut, Kenius mengajak semua masyarakat termasuk organisasi gereja di Bumi Cendrawasih untuk tak lagi menyoal masalah pemekaran. Karena, hal tersebut justru bakal memberikan dampak yang semakin besar.

"Untuk semua organisasi gereja yang ada di tanah Papua, setop bicara-bicara mendukung pemekaran atau mendukung Papua merdeka, akibat dari itu kami rakyat Papua banyak yang jadi korban," tandasnya.