Gubernur Khofifah Rekomendasikan Alumni Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo Perkuat Ekonomi Digital Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri pembukaan Musyawarah Besar (Musbes) X Ikatan Santri Alumni Salafiyah Shafi'iyah (IKSASS) pada Kamis (9/6) sore. Mubes di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Ibrahimy, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus Situbondo itu akan diselenggarakan hingga tanggal 11 Juni mendatang.


Di hadapan ribuan  alumni dan santri, Gubernur Khofifah menawarkan program pemberdayaan ekonomi dengan penguatan ekonomi digital.

Saat ini Pemprov Jatim kerjasama dengan Shopee melalui  Kampus  UMKM Shopee  di Malang yang dapat dimanfaatkan oleh para alumni dan santri Ponpes Salafiyah Syafi'iyah  yang tergabung dalam IKSASS secara gratis. Menurutnya, ini berkenaan dengan peran  ekonomi pesantren dalam mewarnai peradaban dunia. 

"Sekarang Pemprov Jatim  bekerjasama dengan Shopee telah memiliki Kampus UMKM  Shopee di Malang dan itu free atau gratis. Silakan IKSASS mengirimkan satu angkatan terdiri dari 40 orang yang akan menjalani pelatihan selama tiga bulan. Formatnya dengan menguatkan ekonomi digital berbasis UMKM," tutur Gubernur Khofifah seusai menghadiri pembukaan Mubes. 

Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa di dalam program Kampus UMKM  Shopee, nantinya para peserta mendapat berbagai macam pelatihan yang kurikulumnya telah disiapkan oleh Shopee. 

Mulai dari pelatihan Business 101, cara memotret barang yang baik untuk tujuan digital market, hingga cara pemasaran Live Streaming yang semuanya diberikan secara gratis. 

"Misalnya IKSASS akan mengirimkan tim, belajar proses pemasaran. Insya Allah selesai itu akan bisa masuk pada jaringan Shopee yang punya pasar di 38 negara di dunia," ujarnya. 

Orang pertama di Jatim itu mengaku optimistis bahwa melalui Musbes ke-10 kali ini, bisa menjadi momen untuk menggali seluruh potensi yang dimiliki oleh pesantren. Pesantren Salafiyah Syafi'iyah telah berumur lebih satu abad. Para pendiri dan pengasuh telah banyak mengajarkan dan mencontohkan berbagai kegiatan ekonomi memberseiringi kegiatan pendidikan agama dan dakwah di pesantren yang saat ini telah berjejaring di seluruh wilayah Indonesia dan berbagai negara lain.

Bukan tanpa alasan, berpedoman pada sejarah besar yang ditorehkan oleh Pesantren Salafiyah Shafi'iyah sendiri, bukan tidak mungkin peradaban Islam dunia, bisa dipusatkan di sini. 

Gubernur Khofifah menceritakan, pesantren yang berdiri pada tahun 1914 M oleh KHR. Syamsul Arifin ini, tercatat telah menjadi saksi sejarah dalam perjuangan Islam dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pendirian pesantren sendiri menjadi tonggak peradaban baru, sebagai Pembawa Peradaban Akhlakul karimah di Bumi Majapahit. 

Sedangkan, pada generasi kedua yang dipimpin oleh KHR. As'ad Syamsul Arifin, Pesantren Sukorejo tidak hanya menjadi pusat belajar, tapi juga sebagai pusat perjuangan kemerdekaan. Para pejuang banyak ditampung di pesantren, sekaligus sebagai markas penyusunan strategi melawan penjajah. Bahkan KHR. As'ad Syamsul Arifin sendiri juga dikenal sebagai salah satu Pahlawan Nasional 

Mengingat peran besar yabg telah dilakukan oleh pesantren ini, maka dirinya juga meminta agar dilakukan pemetaan lebih lanjut mengenai potensi ekonomi pesantren khususnya oleh santri dan alumni Salafiyah Syafi'iyah.

"Kita lakukan pemetaan ekonomi pesantren dari titik mana. Sehingga kalau pesantren jadi Pagar NKRI, maka pesantren juga harus kuat di sektor ekonomi," tegasnya. 

Mendukung pernyataan tersebut, Gubernur Khofifah turut mengutip prediksi dari Jack Ma, founder Ali Baba, bahwa di tahun 2030 sebesar 99 persen pelaku UMKM dunia  berbasis digital atau online. Sementara sebanyak 85 persen berbasis E-Commerce. 

"Ini artinya, bisnis hari ini yang dijalankan sudah memiliki pondasi ekonomi masyarakat terutama bagi pelaku UMKM," 

Melihat perubahan bisnis digital yang semakin masif itu, gubernur perempuan pertama di Jatim itu berharap agar seluruh anggota  IKSASS yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia bisa ikut ambil bagian memperkuat digital ekonomi. 

"Saya yakin IKSASS memiliki potensi yang besar. Berdiri sejak tahun 1988, IKSASS terbukti terus tumbuh dan berkembang baik dari kuantitas maupun kualitasnya," lanjutnya. 

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan rencana pembangunan Indonesia Islamic Science Park yang akan menjadi pusat studi terbesar di dunia. Kehadirannya diprediksi akan memperkuat basis umat Muslim di Indonesia. 

"Saya ingin adanya IISP akan memperteguh eksistensi pembawa pesan Islam rahmatan lil alamin di  dunia. Dan saya berharap peran para santri dan alumni Ponpes Salafiyah Shafi'iyah bisa turut memajukannya," tegasnya. 

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'yah Sukorejo KHR. Ach Azaim Ibrahimy menyambut baik tawaran yang diberikan Gubernur Khofifah. 

"Silakan usulan-usulan yang diberikan oleh Ibu Gubernur agar bisa dimasukkan dalam musyawarah," tuturnya. 

Pihaknya meyakini para anggota IKSASS sangat cemerlang dan cerdas. Sehingga nantinya, musyawarah ke sepuluh ini bisa menghasilkan putusan-putusan yang terus membawa kebangkitan bagi masyarakat Indonesia dan dunia. 

"Kami merindukan bangkitnya para alumni seperti bangkitnya risalah Islam melalui tangan-tangan mulia nan dermawan," pungkasnya. 

Turut hadir dalam gelaran Musbes ke X IKSASS kali ini, Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Dr. KH. Afifudin Muhajir, M. Ag, Ketua Umum Pusat IKSASS Ust. H. Munif Sholeh M. Ag, Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin, Wakil Bupati Situbondo Hj. Khoirani S.Pd, MH, serta ratusan peserta yang merupakan alumni Ponpes Salafiyah Syafi'yah dari berbagai angkatan maupun daerah dari seluruh Indonesia.