Obyek Wisata di Kabupaten Mojokerto Pertahankan Kearifan Lokal dan Keunikan

Candi Brahu berdiri megah di Desa Bejijong/Indra
Candi Brahu berdiri megah di Desa Bejijong/Indra

Dalam menggali potensi ekonomi kreatif di wilayah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Kominfo Pemkab Mojokerto menggelar press tour lokal yang dimaksudkan adanya sinergi dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi paska pandemi covid-19. 


Press tour kali ini dengan mengunjungi Kampung Majapahit di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, waduk Tanjungan di Kecamatan Kemlagi dan Kampung Wisata madu di Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi. 

Keberadaan Kampung Majapahit di Desa Bejijong yang merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Majapahit yang sekarang banyak meninggalkan tempat-tempat bersejarah.

Desa Bejijong yang dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata budaya merupakan peninggalan Majapahit. Keberadaan kampung Majapahit ada sejak tahun 2015, setelah dibangunnya rumah Majapahit ada sekitar 198 rumah Majapahit di setiap halaman rumah warga dan pagarnya juga bergaya arsitek kuno majapahit. Penataan rumah khas Majapahit diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung ke Desa Bejijong yang menginginkan nuansa lain.

Kepala Desa (Kades) Bejijong Pradana Mardiatna, mengungkapkan kampung Majapahit Bejijong, selain menawarkan pemukiman dengan nuansa khas Majapahit, juga ditawarkan kunjungan langsung ke tempat seperti pengrajin cor kuningan berupa patung, pembuatan batik khas Bejijong, hingga tersedia home stay dengan nuansa majaphitan yang dikemas dalam paket wisata seperti yang ditampilkan di Intagram Bejijongku.

"Selain pengrajin batik tulis, kuliner, juga event ceremonial seperti pertunjukan tari-tarian maupun event budaya di candi Brahu,” ujar Pradana. 

Saat ini di Desa Bejijong juga terdapat 50 rumah bergaya majapahit yang disewakan dan disiapkan untuk wisatawan yang ingin bermalam, rumah majapahit itu dijadikan home sty dengan harga Rp180.000,00 per malam hingga Rp 280.000."

"Selain itu di kawasan kampung majapahit  terdapat rumah wisata Lotus yang masih mempertahankan rumah jawa asli karena mulai perabot, tempat tidur, acesoris kental dengan barang antik bahkan ada gamelan dan perangkat membatik, rumah wisata ini di siapkan juga untuk wisatawan dengan tarip Rp 280.000/orang semalam,” imbuh Kades muda ini.

Salah satu potensi wisata di Kampung Majapahit/Indra

Usai Kampung Majapahit berlanjut ke wisata waduk Tunjungan di Kecamatan Kemlagi. Kades Tanjungan Sumarlik menyampaikan bahwa waduk Tanjungan sudah dikelola BUMDES  yang telah menjadi Ekowisata waduk Tanjungan. Adanya para petani di Desa Tanjungan para petani dapat melakukan tanam padi secara normal. 

Sementara Ketua BUMDES Heri mengatakan waduk Tanjungan juga dikonsep seperti tempat wisata lainnya yakni wisata keluarga, maka itu sarana pendukung sedapat mungkin akan dipenuhi, seperti tempat bermain anak dan tempat kuliner.

Kemudian dilanjutkan dengan menengok Kampung Madu di Desa Kemlagi. Kampung Madu Kemlagi merupakan destinasi yang masih tergolong baru yakni baru satu tahun lalu. 

Keberadaan kampung madu setelah melihat potesni yang ada didesa dan merupakan potensi desa yang dijadikan andalan. Sementara Kepala Desa Kemlagi Abdul Wahab mengatakan, kampung madu di Desa Kemlagi merupakan rintisan baru dan menjadi salah satu upaya pemberdayaan bagi warga desa yang dinilai mempunyai propektif.

Diakhir kegiatan, Kepala Dinas Komunikasi Informasi Ardi Sepdianto menjelaskan, Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap seluruh kehidupan manusia baik sektor ekonomi maupun tempat wisata di Kabupaten Mojokerto.

"Kegiatan ini diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi khsusunya di wilayah Kabupaten Mojokerto,” kata Ardi.

Menurut Ardi, sesuai dengan arahan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi harus melibatkan kolaborasi pentahelix yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.

“Saya lebih ingin sharing untuk kebaikan potensi-potensi wisata di Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.