BBM Naik, Wabup Sumrambah dan TPID Jombang Tinjau Sejumlah Pasar Tradisional

Wabup Jombang Sumrambah dan Tim Pengendali Inflasi saat meninjau pasar tradisional/RMOLJatim
Wabup Jombang Sumrambah dan Tim Pengendali Inflasi saat meninjau pasar tradisional/RMOLJatim

Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan non subsidi, Wakil Bupati Sumrambah meninjau beberapa pasar tradisional hari ini, Senin (5/9).


Wabup Sumrambah didampingi Sekretaris Daerah Agus Purnomo serta Tim Satgas Pangan dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jombang.

TPID ini terdiri dari Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Peternakan, Dinas Kominfo, Bappeda, Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Jombang dan Polres Jombang.

Adapun sampling pemantauan kondisi harga bahan kebutuhan pokok yang dilakukan diantaranya di pasar Pasar Peterongan, Pasar Mojoagung dan Pasar Ploso.

Dari pantauan tersebut rata rata harga masih dalam kondisi sebelum kenaikan harga BBM atau stabil.

"Alhamdulillah hari ini harga relatif stabil, kami dari pemerintah Jombang mengambil sampling baik itu di pasar Peterongan, pasar Mojoagung, pasar Ploso dan relatif harga masih sangat stabil," kata Wabup Sumrambah, usai meninjau dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan, dari sampling dan pemantauan yang dilakukan bersama Tim pengendali inflasi yang berlangsung dibeberapa pasar, harga kebutuhan pokok masih relatif stabil, bahkan harga telur mengalami penurunan.

"Untuk komoditi ayam harga juga masih stabil, sedangkan harga beras mengalami kenaikan sedikit," terangnya.

Sementara, kenaikan harga beras ini, kata Sumrambah, disebabkan oleh musim dan masih tergolong dalam batas hal kewajaran.

"Kenaikan harga beras itu, karena ini musim gaduan akhir sehingga harga beras pasti akan mengalami kenaikan sampai sekitar bulan 11, bulan 12," imbuhnya.

Tim pengendali inflasi daerah Kabupaten Jombang akan terus melakukan monitoring terhadap kebutuhan pokok selama beberapa hari mendatang. Selanjutnya, TPID akan melakukan evaluasi dan menentukan antisipasi.

"Kita akan pantau terus pergerakan harga ini, mungkin 2 Mingguan. Sehingga kita bisa evaluasi dan melakukan langkah antisipasi. Yang penting ketersediaan barang juga cukup, masyarakat tidak mengalami keresahan di tingkat pasar, dan trust masyarakat terhadap pemerintah masih relatif bagus," pungkasnya.

Diketahui, harga BBM baik subsidi maupun non subsidi di Pertamina telah mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga BBM tersebut sudah berlaku sejak diumumkan, pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB.

Adapun ketiga jenis BBM yang mengalami tersebut antara lain yakni Pertalite, Solar subsidi, hingga Pertamax. Rinciannya yakni Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.

Kemudian, Solar subsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.