Aksi Demo di Jombang, PMII Tawarkan Solusi BBM Agar Subsidi Tepat Sasaran

Aksi unjuk rasa yang dilakukan PMII Jombang/ RMOLJatim
Aksi unjuk rasa yang dilakukan PMII Jombang/ RMOLJatim

Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga dilakukan oleh ratusan massa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Jombang, Selasa (06/09).


Mereka menggelar aksi dengan membentangkan sejumlah tuntutan dan poster, bahkan bendera PMII sebesar ukuran layar tancap juga turut dibawa. Dalam aksi itu, mahasiswa PMII mendapat pengawalan dari pihak kepolisian setempat.

Aksi dimulai dari Bundaran Ringin Contong, jalan Gus Dur berjalan Longmarch melintasi jalan KH Wahid Hasyim menuju gedung DPRD setempat. Sesampainya di gedung wakil rakyat, mereka beroperasi secara bergantian.

"Aksi ini sebagai bentuk dukungan dan kepedulian, kami menolak kenaikan harga BBM. Karena tidak berpihak pada rakyat," ujar salah satu orator dalam penyampaian pendapatnya di depan gedung DPRD.

Selang beberapa menit, unjuk rasa yang diikuti seluruh kader PMII dari berbagai kampus di Jombang ini semakin tidak terkendali. Hingga menyebabkan aksi saling dorong diantara massa dan polisi yang berjaga di depan gerbang kantor wakil rakyat.

Setelah itu, akhirnya sejumlah perwakilan massa unjuk rasa dipersilahkan memasuki gedung DPRD dengan syarat jalannya aksi berjalan kondusif. Sepuluh orang mewakili massa memasuki gedung dewan.

Usai berdialog dengan pihak DPRD yang diwakili oleh kesekretariatan staf DPRD, perwakilan mahasiswa inipun melontarkan hasil audiensi di dalam gedung tersebut. Di mobil informasi milik polisi tersebut, perwakilan mahasiswa Rizal Abdillah menyampaikan bahwa hasilnya hari Kamis, (08/09) akan diterima oleh DPRD.

"Aksi akan dilanjutkan hari Kamis lusa yang akan diterima oleh pihak DPRD, hari ini kantornya sedang tidak ada anggota karena sedang kegiatan diluar kota," ujar Rizal, kordinator aksi menolak BBM dihadapan para demonstran.

Ketua PMII Jombang ini menjelaskan, bahwa pandemi berdampak betul pada ekonomi dan kondisi masyarakat di Indonesia. Dengan dinaikkannya harga BBM, maka akan berdampak pula pada kondisi masyarakat yakni kemiskinan akan meningkat.

"Usulan dari kami, pemerintah jangan menaikkan harga BBM cukup dengan mengawal distribusi dan subsidinya ini tepat sasaran," ujar Rizal.

Rizal meminta supaya pihak Pertamina dan Menteri ESDM agar berkordinasi dengan pihak polisi yaitu mengawal agar subsidi BBM tepat sasaran." Dimana distribusi dan subsidi BBM benar-benar tepat sasaran," tegasnya.

Sementara, Rizal juga menekankan bahwa aksi akan dilanjutkan kembali pada hari Kamis nanti. Yakni sesuai dengan hasil audiensi didalam pihak DPRD meminta sekira 40 mahasiswa peserta aksi mengikuti jalannya penyampaian aspirasi.

"Aksi dilanjut nanti hari Kamis siang dengan 40 mahasiswa PMII," pungkasnya.