Turut Prihatin, Faisol Riza Beri Bantuan untuk Siswa Korban Jembatan Ambruk

Dewi Azizah dan Kepala Desa Sukamulyo Kecamatan Pajarakan Sulaksono memberikan bantuan berupa uang dari Faisol Riza. /RMOLJatim
Dewi Azizah dan Kepala Desa Sukamulyo Kecamatan Pajarakan Sulaksono memberikan bantuan berupa uang dari Faisol Riza. /RMOLJatim

Musibah yang menimpa puluhan pelajar di SMP Negeri 1 Pajarakan Kabupaten Probolinggo, dalam peristiwa ambruknya jembatan gantung di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan, menjadi perhatian serius bagi Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza.


Ketua Komisi VI DPR RI Faisol, memberikan bantuan berupa sejumlah uang pada para korban yang saat ini masih dalam perawatan medis di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Sabtu (10/9).

Bantuan berupa sejumlah uang itu, diberikan oleh Faisol Riza dalam rangka prihatin atas musibah yang menimpa para pelajar SMP Negeri 1 Pajarakan Kabupaten Probolinggo.

Bantuan itu diberikan oleh Faisol Riza melalui Koordinator Tim Relawannya yaitu Dewi Azizah dan disaksikan langsung oleh Kepala Desa Sukamulyo Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Sulaksono.

Guru SMP Negeri 1 Pajarakan Kabupaten Probolinggo, yang menjadi korban ambruknya jembatan gantung itu hingga saat ini pihaknya mengaku masih terima dengan peristiwa tersebut.

"Saya tidak bisa tidur, semalam nangis terus ingat pada peristiwa itu," kata Diah Irma Susanti Pembina OSIS SMP Negeri 1 Pajarakan, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Sebab, pada saat peristiwa tersebut Diah juga menjadi korban. Karena, Diah yang berdiri di ujung timur jembatan.

Diah pun ikut terperosok mengikis dinding tebing setinggi 20 meter itu. Tubuhnya terguling hingga sampai di dasar kali. Kemudian disusul dengan belasan muridnya dan Holid.

"Semuanya masih jelas dan tidak bisa hilang dipikiran saya,"ungkap dia.

Kepala Desa Sukamulyo Kecamatan Pajarakan Sulaksono mengatakan, kalau pihaknya sangat berterimakasih pada Faisol Riza yang sudah peduli pada warganya.

"Saya banyak berterimakasih kepada Pak Faisol Riza yang sudah peduli pada warga saya. Karena, semua warga saya yang dirawat hingga saat ini,"ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengatakan, kalau pihaknya turut prihatin atas musibah yang menimpa para pelajar dan guru tersebut.

Sehingga, pihaknya harus hadir untuk membantu para korban demi meringankan beban tersebut.

"Saya pribadi turut prihatin atas musibah yang terjadi ini,"ungkap Ketua DPP PKB ini.

Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyatakan sebanyak 40 siswa dan satu guru terjatuh ke sungai saat terjadi jembatan gantung putus di Desa Krengenan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 9 September 2022.

Jembatan gantung itu menjadi penghubung antara Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan dan Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan yang sering digunakan oleh warga di dua desa setempat.

"Sebanyak 28 orang mengalami luka ringan dan 13 orang dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Waluyojati untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Probolinggo, Aries Setyawan.

Pihak BPBD Probolinggo juga membantah adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada korban yang meninggal dunia dalam insiden putusnya jembatan di Desa Krengenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

"Kondisi terakhir, rujukan dari Puskesmas Pajarakan sebanyak 13 orang korban yang dibawa ke RS Waluyojati untuk pemeriksaan lebih lanjut," tuturnya.

Berdasarkan kronologis yang diterima BPBD, lanjut dia, para siswa SMP 1 Pajarakan sebanyak 150 siswa menggelar jalan santai dan saat melewati jembatan gantung, tiba-tiba di tengah jembatan diduga ada beberapa anak berayun-ayun, sehingga menyebabkan tali jembatan putus.

"Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana sudah melakukan assesment dan Pusdalops berkoordinasi dengan pemerintah dan relawan setempat terkait insiden putusnya jembatan gantung itu," katanya.

Pemkab Probolinggo, kata Aries Setyawan, akan menanggung biaya pengobatan kesehatan para korban yang jatuh akibat jembatan putus akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah karena kejadian tersebut melakukan bencana.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, aparat kepolisian memasang garis polisi (police line) di lokasi jembatan gantung yang putus agar warga tidak mendekat ke lokasi tersebut dan memudahkan polisi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.