Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan

Lapangan Hijau

Bukan. Itu lapangan hitam

Kebodohan, keserakahan, kebohongan

menghanguskan rerumputan

Kadal, kalajengking, belatung menjijikan

menyeruak dari dalam tanah busuk

Melemparkan tabung-tabung kejahatan

Asap mengepul menjulang-julang

Ini bukan asap lampu Aladin yang berubah jadi Jin

Menjanjikan tiga harapan

Asap dari tabung-tabung itu meracuni kehidupan

Menjadi iblis seribu tangan seperti dalam film horor

Mencekik leher anak-anak, remaja, perempuan

dan siapa saja. Bisa juga ayahmu, atau ibumu.

Mereka tak bisa bernafas. Ratusan tewas

dalam tumpukan ketakutan

Orang Jerman teringat kelakuan Nazi

Ruang tertutup. Gas beracun. Mayat-mayat

bergelimpangan. Paranoid. Mual

Mereka berteriak dalam spanduk

“More than 100 people killed by the police..!”

Pembunuh itu polisi!

Polisi itu pembunuh!

Kanjuruhan bukan kuburan

Di atas rerumputannya kupu-kupu dan capung

Berkejaran. Belalang cemburu memandang

Kanjuruhan itu kini kuburan

Keadilan, harapan, kemanusiaan yang dihinakan

Disemayamkan di sini

Tanpa upacara. Hening

Gas dari tabung-tabung kesombongan

Memaksa airmata keluar dari kelopak

mata perempuan yang kehilangan suami

Lelaki yang kehilangan istri

Suami-istri yang kehilangan anak

Anak-anak yang kehilangan orangtua

Kakak yang kehilangan adik

Adik yang kehilangan kakak

Asap itu iblis dengan seribu tangan

Menghitam di langit Kanjuruhan

Seluruh dunia gemetar

Kecuali kalian! rmol news logo article

Bekasi, Sabtu kedua bulan luka, 2022

Kanjuruhan.