Situasi Makin Gawat, China Perintahkan Warganya Segera Tinggalkan Ukraina

Asap hitam membumbung di langit Kyiv, pada 10 Oktober 2022, menyusul serangan rudal Rusia/Net
Asap hitam membumbung di langit Kyiv, pada 10 Oktober 2022, menyusul serangan rudal Rusia/Net

Pemerintah China terus mewanti-wanti agar warganya yang saat ini berada di Ukraina berhati-hati menyusul meningkatnya ketegangan lebih lanjut antara Kyiv dan Moskow.


Kedutaan Besar China di Ukraina telah mengeluarkan tiga pemberitahuan berturut-turut, mengulangi situasi keamanan yang parah di negara itu, mengingatkan warganya untuk mencari tempat penampungan darurat dan menyiapkan persediaan darurat.  

"Untuk beberapa waktu sekarang, warga kita mesti waspada menanggapi sirene serangan udara," kata kedutaan, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (11/10).

"Namun, mengingat serangan parah saat ini, harap pastikan untuk memasuki tempat perlindungan pada tanda pertama sirene dan membawa persediaan darurat,"  lanjutnya.

Kedutaan China juga mengingatkan agar warganya tidak mengunjungi Ukraina untuk saat ini kecuali dalam keadaan terpaksa.

"Sekali lagi, tolong jangan tinggal di negara ini kecuali sangat mendesak dan perlu, dan tinggalkan negara itu segera setelah aman untuk melakukannya," bunyi peringatan itu.

Meningkatnya serangan Rusia terjadi beberapa hari setelah sebuah ledakan menghancurkan sebagian Jembatan Krimea yang juga disebut Jembatan Kerch, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan itu diprakarsai dan didalangi oleh dinas khusus Ukraina dan menyebutnya sebagai tindakan teroris.

Menjawab pertanyaan tentang situasi di Ukraina pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan perkembangan yang sedang berlangsung mengkhawatirkan.

"China meminta pihak-pihak terkait untuk menemukan cara yang tepat untuk mengatasi perbedaan melalui dialog dan konsultasi, dan siap untuk bekerja dengan komunitas internasional dan terus memainkan peran konstruktif dalam upaya de-eskalasi," katanya.