- Sayonara Ganjar Pranowo
BELUM usai pembahasan proses perdamaian Rusia-Ukraina di KTT G20 Bali,15-16 November 2022, dunia tiba-tiba digemparkan oleh serangan rudal buatan Rusia yang menghantam teritorial Polandia, Selasa (15/11).
Peta kondisi politik dunia terus bergeser setiap jam. Tujuh negara tergabung kelompok G7 mendadak melakukan pertemuan darurat merespons isu ledakan rudal Rusia yang menghantam Polandia.
Para Pemimpin Uni Eropa dan negara tergabung dalam kelompok G7 yaitu Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat melakukan pertemuan sela-sela KTT G20 langsung dipimpin Presiden Amerika Joe Biden, Rabu(16/11).
Ledakan rudal di Polandia menyebabkan agenda tertundanya rangkaian acara KTT G20 Bali mundur kurang lebih 1-1.5 jam. Presiden Joko Widodo mengajak Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) ke Taman Hutan Raya Mangrove Ngurah Rai Bali, Rabu (16/11).
Polandia Dihantam Rudal
Polandia menyalahkan Rusia dengan adanya Rudal Buatan Rusia yang menghantam perbatasan Ukraina-Polandia. Kementerian Luar Negeri Polandia melaporkan, rudal buatan Rusia mendarat di wilayahnya pada pukul 15:40 waktu setempat, menewaskan dua orang di desa Przewodow. Desa Przewodow terletak di perbatasan Polandia dengan Ukraina, dan tepat di utara kota Lviv.
Doktrin NATO
Polandia termasuk dalam salah satu anggota NATO. Dalam doktrin internal NATO, siapa saja negara yang sedang terancam atau mendapatkan serangan, seluruh anggota NATO yang lainnya melakukan pembelaan, asistensi dan ikut serta lebih jauh dalam urusan keamanan dan militer, Under Nato’s Article 5, an attack on one member is an attack on all.
Penyerangan Rudal Rusia adalah kali pertama Rusia memasuki teritorial NATO sejak Rusia menginvasi Ukraina dari Bulan Februari 2022.
Rusia Boikot KTT G20
Menlu Rusia Sergei Lavrov, melakukan aksi balas dengan melakukan pemulangan delegasi Rusia lebih awal. Semua delegasi Rusia menarik diri, Selasa (15/12) dalam rangkaian agenda KTT G20 Bali. Dipastikan jika masih ada satu sesi acara berkaitan pembahasan transformasi digital yang ditinggalkan oleh delegasi Rusia.
Delegasi Rusia sangat memahami jika akan terjadi politisasi maksimal KTT 20 untuk melakukan aksi kolektif dalam kesepakata n para Pemimpin KTT G20 aksi solidaritas kolektif mengutuk dan memvonis Rusia atas tragedi penyerangan di Ukraina.
Bagi Rusia, melalui Menteri Luar Negerinya mengatakan jika proposal damai oleh Presiden Zelensky di persidangan KTT G20 sangat tidak realistis.
Zelensky menolak tawaran pihak barat agar Ukraina lebih moderat dalam melakukan negosiasi damai dengan Rusia. Zelensky secara membabi buta dalam pidato di hadapan peserta KTT G20 menegaskan kembali komitmen Ukraina untuk mempertahankan setiap jengkal wilayahnya dari Rusia.
Zelensky meminta anggota G19 (tanpa Rusia) untuk mengutuk keras aksi agresi militer Rusia Ukraina yang sudah berjalan 258 hari. Dua pemimpin dunia China dan India memilih aksi netral dalam kasus penyerangan Rusia-Ukraina.
Resolusi Damai Gagal
KTT G20 Bali alot untuk menelurkan kata kesepahaman dalam pasal resolusi damai untuk Rusia-Ukraina. Tidak ada kesepakatan mengikat untuk menyatakan kesalahan atas invasi Rusia dan Ukraina.
Hantaman Rudal buatan Rusia di wilayah Polandia semakin menambah berat peta jalan damai yang menguntungkan semua pihak.
Posisi saat ini situasi Balkan semakin memanas, Polandia sebagai salah satu negara NATO terancam teritorialnya dan Polandia sebagai salah satu anggota NATO meminta perlindungan keamanan dan dipastikan NATO akan masuk dalam perputaran konflik keamanan di Balkan.
Kondisi politik dunia sangat realistis, kekuatan dan pengaruh serta relasi pakta keamanan dan jejaring persekutuan sangat menentukan dinamika keamanan dan ketenteraman dunia.
Disaat para kepala negara ada di KTT G20 Bali sedang membahas perdamian dunia, disaat itulah konflik di luar area KTT G20 terus memanas dan terjadi. Pada akhirnya sebagian anggota kelompok G7 yang sedang ada dalam KTT G20 langsung merespons apa yang sedang terjadi di Polandia dengan melakukan pertemuan dadakan.
Memang tidak bisa 100 persen konflik dunia bisa diselesaikan namun upaya inisiasi seperti yang telah dilakukan Indonesia dalam KTT G20 merupakan bagian realistis untuk meredam konflik internasional.
Kesimpulan
Masyarakat dunia butuh perdamaian, hanya saja cukup realistis ketika setiap negara akan mempertahankan dan memperluas kepentingan nasionalnya. Disitulah sebenarnya panggung konflik dan sengketa terjadi.
Perlunya sebuah jejangkar mediasi dan kerja sama global untuk berkomunikasi dan mengurai perselisihan untuk menghindari terjadinya konflik berkepanjangan.
Perang Rusia-Ukraina adalah contoh dunia dan negara dibuat panik, terancam berbagai krisis. Perang telah memicu kelangkaan pangan dan energi dan memicu krisis kemanusiaan semakin meluas.
*Penulis adalah Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sayonara Ganjar Pranowo
- Hanya Sebatas Tuan Rumah KTT G20, Peran India Dinilai Lebih Pengaruh Ketimbang Indoensia
- Manfaat Ekonomi Politik KTT G20 bagi Perekonomian Indonesia dan Dunia