Virus corona telah berevolusi menjadi lebih patogen, sehingga varian baru yang muncul dapat lebih berbahaya, termasuk dari subvarian Omicron yang dominan saat ini.
- Waspada, Transmisi Covid-19 di DKI Jakarta Sudah Masuk Level 3 WHO
- Varian Baru Covid-19 Muncul, Kader PDIP Minta Masyarakat Tidak Panik Tapi Tetap Waspada
- Varian Baru BA.2.75 Sidah Masuk Bali dan Jakarta
Baca Juga
Begitu kesimpulan dari sebuah studi laboratorium di Afrika Selatan dengan menggunakan sampel Covid-19 dari individu yang mengalami imunosupresi selama enam bulan. Studi ini dirilis pada Kamis (24/11).
Penelitian, yang dilakukan oleh laboratorium yang sama yang pertama kali menguji strain omicron terhadap vaksin tahun lalu, menggunakan sampel dari orang yang terinfeksi HIV.
Selama enam bulan, virus awalnya menyebabkan tingkat fusi dan kematian sel yang sama dengan strain omicron BA.1, tetapi seiring perkembangannya, tingkat tersebut meningkat menjadi serupa dengan versi pertama Covid-19 yang diidentifikasi di Wuhan, China.
Studi yang dipimpin oleh Alex Sigal dari Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Kota Durban, Afrika Selatan menunjukkan patogen Covid-19 dapat terus bermutasi dan varian baru dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah daripada strain Omicron yang relatif ringan.
Studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat dan hanya didasarkan pada pekerjaan laboratorium pada sampel dari satu individu, seperti dimuat Bloomberg.
- 964 ASN di Jember Pensiun Tahun 2023, Ini Pesan Bupati Hendy
- Warga Probolinggo Doa Bersama untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
- Proyek JTB dan Lapangan Gas MDH-MBH Diresmikan Wapres RI, Gubernur Khofifah Harap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian Nasional