Batik Ngangkrik, Kearifan Lokal Desa Sidomulyo yang diakui UNESCO

Pengrajin Batik Ngangkrik Desa Sidomulyo/net
Pengrajin Batik Ngangkrik Desa Sidomulyo/net

Kerajinan batik tulis ngangkrik turut meramaikan gelaran Bhakti Sosial Terpadu (BST) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu. 


Kerajinan batik tulis yang digeluti warga masyarakat Desa Sidomulyo ini merupakan kearifan lokal kabupaten Madiun serta warisan leluhur yang sudah turun temurun.

"Kerajinan batik tulis ngangkrik ini warisan leluhur di Desa Sidomulyo, sudah turun temurun," ujar Yatini kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (1/12).

Batik tulis ngangrik ada beberapa jenis ragamnya seperti batik ikat, ekoprin, sibori serta jumput dengan proses pengerjaannya yang berbeda-beda. Seperti batik ikat, ekoprin, sibori serta jumput. Karena jenisnya ada beragam maka proses pengerjaannya pun berbeda juga. Sehingga berpengaruh pada segi harga.

"Batik ngangkrik ini kan beragam mas jenis dan pengerjaannya, sehingga berpengaruh juga pada harga. Paling murah batik ini dijual dengan harga Rp 210.000 sampai dengan Rp 550.000 karya per itemnya," kata Yatini.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Madiun Penta Lianawati Ahmad Dawami saat mengunjungi stand kerajinan batik tulis Ngangkrik mengatakan bahwa batik hasil karya warga desa sidomulyo siap bersaing dengan batik dari daerah lain karena kualitasnya terbukti sangat bagus.

"Ini kualitasnya bagus dan sudah diakui UNESCO. Pengrajin batik di sini sudah pernah di ajak untuk study banding tentang batik di jogyakarta dan juga di pekalongan untuk memperdalam ilmu tentang batik," terang Penta Lianawati.

Pagelaran Program Bhakti Sosial Terpadu (BST) pasca covid-19, dirasakan oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (umkm) sebagai pemicu semangat lagi dalam berkarya. Terbukti saat BST kali kedua di desa Sidomulyo kecamatan Sawahan kabupaten Madiun sebanyak 56 jenis umkm turut meramaikan gelar BST di Sidomulyo.