Kasus HIV di Surabaya Didominasi Warga Luar yang Berobat di Kota Pahlawan

Eri Cahyadi/RMOLJatim
Eri Cahyadi/RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menekan penyebaran kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Kota Pahlawan. 


Apalagi, Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan, menjadi kota rujukan untuk pengobatan pasien HIV.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa hal ini hampir sama dengan angka kasus COVID-19, dimana banyak masyarakat luar Kota Surabaya dirujuk untuk melakukan pengobatan di Kota Pahlawan. 

Sebab, pihaknya tidak bisa membatasi pasien ber-KTP Surabaya dan non KTP Surabaya.

“Sama seperti HIV ini, kita memang sudah memisahkan antara wong (orang) Surabaya dan non Surabaya, tetapi kita tidak bisa membatasi, ini kan negara Indonesia. Makanya kita hanya bisa menahan, ketika ada yang masuk ke Surabaya (untuk) berobat karena Surabaya adalah rujukan tempat orang berobat, secara otomatis orang akan jadi banyak. Tinggalnya disini, berobatnya disini,” jelas Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (3/12).

Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya turut mengadakan berbagai kegiatan sebagai upaya pencegahan kasus HIV di lingkungan remaja. 

Seperti, menjadi pengajar dalam kegiatan Sinau Bareng di Balai RW.

“Ngajar bareng, pemuda lintas agama, pemuda lintas suku sebenarnya ini untuk menyatukan semua ini. Dengan kegiatan positif itulah maka kita akan terhindarkan dari perbuatan perbuatan yang dilarang agama, seperti tawuran, mendem (mabuk), LGBT, dan lainnya. Pasti perbuatan yang melanggar agama ada dampaknya, berarti apa? Kita kembalikan lagi pada kekuatan agamanya, apapun itu,” ujar dia.

Lebih lanjut, mengenai proses pengobatan pasien penderita HIV, layanan pengobatan gratis diberikan di puskesmas dan rumah sakit. 

Apalagi, semakin bagus pelayanan di Kota Surabaya, maka akan semakin banyak pasien luar Surabaya yang datang untuk berobat. 

“Uwes kuabeh (sudah semua), semua Puskesmas dan rumah sakit onok (ada). Kok nambah terus? nambah e teko njobo (nambahnya dari luar) Suroboyo. Tapi kan nggak boleh kita nolak, kota besar pasti akan terus didatangi. Dan memang pengobatan di Surabaya dan terutama di RSUD Soetomo ini bagus, sehingga banyak orang yang berobat di Surabaya,” pungkasnya.