Jelang Musim Hujan, Dinkes Bangkalan Cegah DBD dengan 3M Plus

Kasi P2M Dinkes Bangkalan, Mariamah/RMOLJatim
Kasi P2M Dinkes Bangkalan, Mariamah/RMOLJatim

Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan mewaspadai penyakit demam berdarah atau DBD dengan berbagai langkah pencegahan..


Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Bangkalan, Mariamah, mengatakan pencegahan DBD sebenarnya tidak sulit, hanya butuh kesadaran masyarakat untuk melakukan, yaitu dengan langkah 3M plus (menguras, menutup, menyingkirkan) dan plus cara lain seperti, menaburkan bubuk anti nyamuk.

"Saran kami kepada masyarakat di musim penghujan kali ini agar menggiat 3M+, dan juga menjaga kebersihan lingkungan," ujar Mariamah, saat ditemui Kantor Berita RMOLJatim di kantornya, Selasa (20/12).

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Tempat berkembang biak nyamuk jenis ini bukan di sungai atau selokan, melainkan di genangan air bening yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah, seperti bak mandi atau wadah-wadah yang menjadi tempat air menggenang.

Demam berdarah bisa menjangkit siapa saja, tapi anak usia bayi atau balita lebih rawan terserang. Pasalnya Nyamuk Aedes Aegypty biasa berkeliaran di waktu pagi hingga sore. Jam-jam tersebut umumnya bayi suka tidur, sehingga kemungkinan digigit nyamuk Aedes Aegypty lebih banyak.

Mariamah menegaskan langkah-langkah yang sudah dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi penularan DBD adalah dengan memberi penyuluhan dan kegiatan rutin pemantauan jentik secara berkala setiap tiga bulan, dengan dibantu 22 Puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangkalan.

"Jadi langkah-langkah selain penyuluhan ada juga pemantauan jentik berkala dan foging atau pengasapan. Itu dilakukan jika ada kasus yang positif DBD. Kalau foging dilakukan setelah diketahui ada yang positif DBD, karena cara kerja foging adalah dengan membunuh nyamuknya, bukan membunuh jentiknya," ucapnya.

Mariamah mengimbau masyarakat apabila mengalami atau mendapati bayi demam agar segera mendapat penanganan kesehatan. Sebab, keterlambatan penanganan DBD bisa berakibat kematian.

"Kami juga menasihati kepada ibu-ibu jika putra putrinya sakit panas lebih dari dua hari tidak turun-turun mohon segera dibawa ke layanan kesehatan, biar diperiksa. Jangan sampai terlambat, karena kalau terlambat bisa menyebabkan kematian," pesannya.

Kasus positif DBD di Bangkalan pada 2021 lalu sebanyak 140 orang. Sedangkan tahun ini tercatat hingga November 2022 berjumlah 137 orang. Untuk daerah terbanyak mengalami DBD adalah wilayah Kecamatan Bangkalan.

Berbeda tahun sebelumnya tidak ada orang meninggal akibat DBD, pada tahun ini sudah ada orang meninggal karena demam berdarah. Tapi Dinkes Bangkalan berharap angka kematian akibat virus gigitan nyamuk Aedes Aegypty ini rendah.

"Namun kami harapkan angka kematian rendah, meski tahun ini sudah ada dua kematian akibat DBD. Sedangkan tahun kemarin tidak ada. Umumnya orang yang meninggal karena DBD itu keterlambatan penanganan untuk diberikan pengobatan," pungkasnya.