Perkuat SDM Petani, Anggota DPR RI Neng Ema Gandeng Kementrian Pertanian Gelar Bimtek Biosaka

Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema saat membuka Bimtek pembuatan Biosaka di Pondok Pesantren Falahul Muhibbin, secara virtual/RMOLJatim
Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema saat membuka Bimtek pembuatan Biosaka di Pondok Pesantren Falahul Muhibbin, secara virtual/RMOLJatim

Petani dan wirausahawan pertanian di Kecamatan Diwek, Jombang, terus bergerak melakukan penguatan sumber daya manusia dan kelembagaan korporasi petani dengan mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) pembuatan Biosaka.


Bimtek berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Falahul Muhibbin, Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Selasa (20/12).

Penguatan itu diinisiasi oleh Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) asal Jombang, Ema Umiyyatul Chusnah atau Neng Ema bekerjasama dengan Kementerian Pertanian RI.

Bimtek ini dihadiri oleh pengurus MWC NU Kecamatan Diwek, pejabat dari Kementerian Pertanian RI, pejabat dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang serta sejumlah narasumber dan dibuka secara virtual oleh Ema Umiyyatul Chusnah.

"Biosaka merupakan ilmu baru di dunia pertanian khususnya dunia pertanian di Kabupaten Jombang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mengikuti bimtek tersebut," kata Neng Ema, panggilan akrab politisi PPP tersebut saat membuka Bimtek melalui virtual, Selasa (20/12) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ia berharap, kegiatan Bimtek pembuatan Biosaka ini bisa memberikan manfaat bagi petani di Kabupaten Jombang. Yakni manfaat dari Biosaka ini dapat dilakukan dengan biaya nol rupiah atau gratis, dan bisa dikerjakan sendiri.

"Jadi, tidak ada resiko kerugian apapun dari petani dan tanaman. Biosaka ini juga tidak beracun. Selain itu, hemat pupuk kimia sintetis hingga 50 sampai 90 persen. Terlebih pestisida juga bisa kita hemat," jelas dia.

Dengan begitu, lanjutnya, biaya produksi petani terutama untuk kebutuhan pupuk yang biasanya sebesar Rp. 3 Juta per Hektar, petani bisa menghemat hingga maksimal hanya Rp. 1,5 Juta per Hektar per musim. 

"Ini luar biasa, dan sangat hemat sekali," katanya menegaskan.

Neng Ema menambahkan, Biosaka ini juga bisa meminimalisir serangan hama dan penyakit tanaman, dan menjadikan lahan pertanian bisa menjadi subur. Dimana umur panen lebih pendek, dan produksi sangat bagus.

Ning Ema juga meminta, para petani yang mengikuti Bimtek Biosaka ini nantinya bisa melakukan studi banding ke lokasi demplot pertanian yang menerapkan Biosaka, seperti yang ada di daerah Blitar. 

"Agar bisa melihat fakta dan menambah wawasan para petani ini bisa studi banding ke daerah lainnya. Karena ini memang sangat bermanfaat dan terbukti ada hasilnya untuk petani," pungkasnya.