Lestarikan dan berdayakan UMKM Jamu Tradisional, Anas Karno: Perlu Pembinaan Terpadu

Teks foto: Anas Karno saat membeli produk UMKM jamu tradisional/ist
Teks foto: Anas Karno saat membeli produk UMKM jamu tradisional/ist

Jamu merupakan obat tradisional yang mewarisi kekayaan budaya dan alam Indonesia, serta memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi. 


Kementerian Koordinator Bidang Perekomian menyebut industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat karya, dan didominasi oleh pelaku UMKM yaitu sebesar 87,2%. 

Industri ini juga dianggap memiliki backward linkage (keterkaitan ke belakang) yang kuat dengan sektor pertanian.

Namun, UMKM industri jamu tradisional, masih mengalami tantangan dalam hal pengembangannya. 

Tantangan yang kerap dihadapi UMKM di sektor ini antara lain, keterbatasan bahan baku, peralatan, permodalan, dan sumber daya manusia. 

Legislator Fraksi PDIP Surabaya Anas Karno mengatakan, kondisi ini juga dialami oleh UMKM jamu tradisional di Surabaya. 

Sehingga perlu dilakukan pembinaan terpadu untuk pemberdayaan sekaligus melestarikan UMKM tersebut.

"Perlu dilakukan pembinaan terpadu dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir. Yang dimulai dengan pembentukan kelompok tani tanaman boga untuk menghasilkan bahan baku jamu yang baik dan berkualitas," kata Anas Karno dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (29/12).

Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya itu menambahkan, pelatihan-pelatihan pembuatan jamu tradisional yang sesuai dengan standart kesehatan, juga diperlukan kepada para pelaku UMKM tersebut.

"Mulai proses produksi sesuai standart kesehatan, lalu pengemasan dan teknik pemasaran untuk menarik minat konsumen. Tentunya ini juga diperlukan peralatan, permodalan, dan sumber daya manusia yang mumpuni," jelasnya.

Lebih lanjut Anas mengatakan, pemerintah kota Surabaya diminta untuk berperan aktif terhadap kendala-kendala yang dihadapi para pelaku UMKM jamu tradisional, khususnya di bidang permodalan dan peralatan.

"Seperti yang sudah diketahui bersama Pemkot Surabaya memberikan penyertaan modal yang cukup besar kepada BPR SAU untuk kredit lunak permodalan usaha. Ditambah alokasi 3 triliun rupiah untuk pemberdayaan UMKM. Hal ini harus dimaksimalkan," imbuhnya.

Selain itu menurut Anas Pemkot Surabaya perlu mendirikan sentra-sentra UMKM jamu tradisional. 

Kehadiran pemerintah kota Surabaya terhadap keberadaan UMKM jamu tradisional sangat penting.

"Selain untuk memberdayakan UMKM jamu tradisional, juga untuk melestarikan warisan jamu tradisional yang diracik dari kekayaan alam Indonesia. Kementrian Kesehatan juga telah menyarankan untuk mengkonsumsi obat tradisional diantaranya jamu," pungkasnya.