Produksi Pangan Banyak Ditopang Impor, Negara Dianggap Gagal Mendaulatkan Pangan

Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerbang Tani Idham Arsyad (paling kanan)/RMOLJakarta
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerbang Tani Idham Arsyad (paling kanan)/RMOLJakarta

Reformasi agraria menjadi hal penting untuk menjadikan Indonesia berdaulat di bidang pangan secara nasional. Hal itu menjadi jawaban atas maraknya impor bahan makanan dari luar negeri.


Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerbang Tani Idham Arsyad berpandangan bahwa negara telah gagal dalam mendaulatkan pangan, salah satu prinsip dasar pangan adalah diproduksi oleh dalam negeri.

"Kenyataanya produksi pangan telah banyak ditopang impor pangan itu menunjukkan bahwa poin penting dalam kedaulatan pangan sudah terabaikan karena bertumpu dari produk luar," kata Idham Arsyad dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (6/1).

Nantinya bila reformasi agraria terwujud, pemerintah juga harus memperhatikan kembali Undang Undang 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Dikatakan Idham, salah satu buktinya pemerintah harus menggencarkan subsidi benih hingga pupuk kepada petani dan nelayan. Selanjutnya, pemerintah perlu mempercayakan produksi dalam negeri dan mengurangi bahkan menghentikan impor pangan demi kesejahteraan petani lokal.

“Menguatkan produksi dalam negeri menjadi evaluasi program yang sebenarnya, terutama rumah tangga petani kita. Hanya dengan begitu ketahanan pangan di sektor rumah tangga bisa terjamin,” kata Idham seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.