Sejak tahapan hingga menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Tahap II 2023 Bangkalan, terjadi banyak gangguan, mulai keributan, protes hingga konflik berdarah.
- Pencuri Motor Asal Surabaya Dibekuk Polisi di Arosbaya Bangkalan
- Kasus Pencurian Patung Bunda Maria di Gereja Kamal Bangkalan Berakhir Damai
- APMMJ Dorong Pertumbuhan dan Inovasi Pelaku Usaha IKM Bangkalan
Dalam momentum pilkades tahun ini diwarnai sejumlah kegaduhan, mulai dari beberapa aksi protes massa, keributan antar kelompok, hingga peristiwa berdarah yang diduga berlatar belakang pilkades.
Seperti peristiwa pembacokan pada 17 Maret 2023 lalu, dilakukan salah satu Bakal Calaon Kepala Desa (Bacakades) berinsial S terhadap seorang Anggota Staf Pemilihan inisial R.
Pelaku tak terima karena tidak lolos verifikasi dalam proses pencalonan kades setempat. Akibat penganiayaan itu sehingga korban menderita luka serius.
Keributan lain terjadi di Desa Kanegara, Kecamatan Konang. Dua kelompok massa terlibat ketegangan dan nyaris bentrok. Salah satu kubu yang bersitegang merupakan pendukung bakal calon kades yang digugurkan oleh panitia seleksi.
Peristiwa mengerikan kembali terjadi di Kabupaten Bangkalan. Insiden pembacokan di Jalan Perdana Kusuma, tak jauh di sebelah timur Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), diduga berlatar perkara Pilkades.
Dalam insiden berdarah itu, pada Rabu (5/4/2023), tiga orang warga Desa Bulung, Kecamatan Klampis menjadi korban.
Dua korban kritis dilarikan ke RSUD Syamrabu, akibat mengalami luka serius. Sementara satu orang meninggal di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolres Bangkalan, AKBP Wiwit Wicaksono yang tak ingin kejadian serupa terjadi kembali, dan guna mencegah terulang segera akan melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat serta berkoordinasi dengan sejumlah Polsek untuk menyatakan komitmen bersama menjamin pilkades berlangsung kondusif.
"Ya deklarasi pilkades damai. Ya terus pendekatan ke para tokoh-tokoh, para Kapolsek, dan juga sentuhan-sentuhan. Terus pengadaan CCTV," kata AKBP Wiwit kepada Kantor Berita RMOLJatim, saat ditemui di kantornya.
Dia menegaskan, guna mengantisipasi potensi kerusuhan di wilayah rawan konflik, pada hari pelaksanaa pilkades yang akan digelar 10 Mei 2023 nanti, kepolisian akan mulai menempatkan pasukan sebelum pikades.
"Nanti pada hari H-nya ada. Jadi setiap wilayah-wilayah yang rawan itu nanti akan ada satu pleton pasukan di sana," tegasnya.
- Tari Solah Kampung Pesilat Madiun Pecahkan Rekor MURI Dunia di Hardiknas 2024
- May Day 2024 di Jatim, Pj Gubernur Adhy Potong Tumpeng dan Komitmen Tindaklanjuti Tuntutan Buruh
- Ini Alasan Golkar Kota Madiun Tak Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota