Korban Tewas Sekte Sesat Kenya Mencapai 90 Orang, Pencarian Diperluas

Petugas menggali tanah pertanian di hutan Shakahola, untuk melakukan pencarian mayat korban sekte sesat di Kenya/Net
Petugas menggali tanah pertanian di hutan Shakahola, untuk melakukan pencarian mayat korban sekte sesat di Kenya/Net

Korban tewas para penganut sekte sesat pimpinan pendeta Paul Mackenzie Nthenge di Kenya terus bertambah hingga menyentuh angka 90 jiwa pada Rabu (25/4) waktu setempat.


Penemuan terbaru sesuai dengan pencarian yang diperluas, yang dilakukan petugas di sebuah peternakan milik Mackenzie Nthenge yang diduga menjadi kuburan massal bagi para pengikutnya yang rela kelaparan demi bertemu Yesus.

Angka baru muncul setelah polisi menggali dan menemukan 17 jenazah lagi.

Sementara untuk jumlah total orang yang diselamatkan mencapai 34 orang. Angka terakhir dari Palang Merah Kenya tentang jumlah orang hilang adalah 213 orang.

Mackenzie Nthenge, yang mengepalai gereja Good News International, dituduh memikat para pengikutnya ke peternakannya di dekat kota pesisir Malindi. Dia menyuruh jamaah untuk berpuasa sampai mati untuk bertemu Tuhan sebelum menguburkan mereka di kuburan dangkal yang tersebar di lahan miliknya.  

Mackenzie Nthenge ditangkap setelah polisi menggerebek properti itu awal bulan ini, dan dia tetap dalam tahanan polisi sambil menunggu pemeriksaan di pengadilan.

Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki mengatakan tim keamanan akan meningkatkan misi pencarian dan penyelamatan untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin.

“Seluruh 800 acre (320 hektar) bidang tanah yang merupakan bagian dari peternakan Shakahola dengan ini dinyatakan sebagai Tempat Kejadian Perkara dan zona operasi,” kata Kindiki saat mengunjungi daerah tersebut, seperti dikutip dari The Guardian.

Menteri mengatakan akan ada titik balik tentang bagaimana negara menangani ancaman yang disebabkan oleh ekstremisme agama dan sedang menyelidiki dugaan aliran sesat lain di daerah yang sama.

“Kami telah menyebarkan jaring lebih luas ke organisasi keagamaan lain di sini di Kilifi. Kami telah membuka penyelidikan formal pada kelompok agama ini dan kami mendapatkan petunjuk penting yang mungkin (ini) adalah puncak gunung es," kata Kindiki.

Tim yang menggali di situs tersebut menemukan mayat yang membusuk terkubur secara massal, beberapa ada yang dikubur terpisah dengan ditandai salib.

Jamaah lainnya, yang tinggal di rumah berdinding lumpur di dalam peternakan, berusaha melarikan diri saat aparat dan tim penyelamat datang. Kebanyakan mereka yang tidak dapat berjalan atau berbicara setelah melakukan puasa berminggu-minggu dan berada dalam kelaparan akut, telah diselamatkan.

Untuk mempercepat proses pencarian dan penyelamatan korban, kelompok Muslim untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Mombasa meminta pemerintah untuk mempertimbangkan opsi menggunakan pengawasan udara dengan menggunakan helikopter.

Kasus kematian massal yang menggegerkan dunia ini adalah kasus terburuk yang tercatat di Kenya yang diakibatkan oleh sebuah kepercayaan sesat.

Mackenzie Nthenge pernah ditangkap sebelumnya, yakni pada 2019 dan Maret tahun ini dalam kasus yang berhubungan dengan kematian anak-anak. Namun ia selalu lolos dari jeruji dan bebas dengan jaminan, sementara kedua kasus tersebut masih diproses melalui sistem pengadilan.