Pendukung Ganjar Vs Prabowo, Anies Diuntungkan

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan/Net
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan/Net

Ketegangan antara kelompok pendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, justru tidak menguntungkan dua tokoh itu.


Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat mengatakan, ketegangan pendukung Prabowo dan Ganjar, justru bisa menjadi keuntungan bagi Anies Baswedan, yang sudah dicapreskan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Dikatakan Yayan, drama ketegangan yang berlebihan antara pendukung Ganjar dan Prabowo sebelum masa kampanye akan memunculkan kejenuhan pada pemilih.

"Kejenuhan pemilih akan rentan memicu migrasi pemilih. Jika kita lihat dari berbagai publikasi survei, yang paling diuntungkan dari fenomena migrasi pemilih ini adalah Anies Baswedan," ujar Yayan kepada wartawan, Selasa (16/5).

Yayan menjelaskan, simulasi survei terlihat bahwa besar potensi akan terjadi pertarungan dua putaran dalam Pilpres 2024 mendatang. Pertarungan dua putaran ini mensyaratkan pemilih yang solid dan loyal agar tetap dapat menstabilkan dukungan hingga ke akhir pertarungan.

Adapun, kata dia, pemilih tidak loyal atau swing voters Ganjar masih tinggi, tepatnya di rentang persentase 11,4-18,8 persen.

Menurutnya, swing voters ini sewaktu-waktu bisa saja mengubah pilihannya akibat kekecewaan atau faktor politik lain yang melatarbelakangi.

"Hal ini terbukti saat polemik Piala Dunia U20, di mana Ganjar kehilangan banyak elektabilitas akibat menuai kontroversi," katanya.

Terlebih, masih kata Yayan, potensi tergerusnya suara para swing voter Ganjar akan diikuti pula oleh peningkatan dukungan terhadap para pesaing terdekatnya, khususnya Prabowo dan Anies.

"Ketegangan hubungan antara pendukung Ganjar dan Prabowo justru akan terus menuai kontroversi dan menciptakan sentiment negatif," pungkasnya.