Anggapan elektabilitas turun usai penangkapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate oleh Kejaksaan Agung (Kejagung), ditampik bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Partai Nasdem bersama parpol anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan.
- Anang Latif Akui Atur Persyaratan Technology Owner di Proyek BTS 4G Bakti Kominfo
- Proyek BTS 4G Kominfo Tak Sesuai Jadwal, Johnny Plate Sempat Marah ke Dirut Bakti
- Eksepsi Johnny Plate Sebut Nama Jokowi, Kuasa Hukum: Tidak Benar
Hal tersebut disampaikan Anies usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dalam jumpa pers di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pasat, Rabu malam(17/5).
Ia berpendapat, kasus yang menjerat Johnny tidak seperti yang diisukan sejumlah pihak melalui media sosial (medsos).
“Kita sama sekali tidak bicara elektoral, kita bicara soal prinsip, kita bicara nilai, kita bicara tentang mengapa kita berjuang, mengapa kita mengambil jalur ini,” ujar Anies dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan menegaskan, isu “jegal menjegal” yang muncul tidak jauh lebih penting dari sikap politik Nasdem, dimana menurutnya punya arah yang jelas dalam membangun bangsa.
“Itu menjadi urusan remeh-temeh, urusan kita lebih besar daripada sekadar jumlah suara daripada persentase,” tegasnya.
Lebih lanjut, Anies juga menjawab soal isu dampak penetapan tesangka Johnny Plate, terhadap elektabilitas Nasdem dan juga dirinya sebagai capres yang diusung KPP.
“Republik ini tidak diatur, tidak dipikirkan lewat persentase. Negeri ini dibangun dengan nilai, dengan gagasan, dengan keseriusan untuk memegang nilai itu, dan itu tadi kita bahas,” demikian Anies menambahkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur Tekankan Pentingnya Percepatan Pembangunan Pasca Kemenangan Khofifah-Emil
- Ning Dini Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan: Pemahaman Pancasila Sangat Penting Bentuk Karakter Generasi Muda
- Akomodasi Politik Prabowo dan Sinergi NasDem Membangun Bangsa