Publik saat ini menunggu sikap tegas Partai Nasdem dan Surya Paloh untuk tidak bermain dua kaki. Yakni, mengambil sikap berseberangan dengan Presiden Joko Widodo dengan keluar dari kabinet, atau tetap mengharap belas kasihan dari Jokowi.
- Ketua NasDem Jatim Siap Kawal dan Amankan Suara Anies-Cak Imin
- Nasdem: Singkirkan Nuansa Politik dalam Pengusutan Skandal Rp349 Triliun
- Nasdem Klaim 1.000 Pengacara Siap Gabung jadi Tim Hukum Pasangan Amin
Baca Juga
Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan mengatakan, Nasdem sejak lama sudah tidak nyaman berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi, karena PDI Perjuangan merasa memiliki otoritas utama dalam konteks semua peluang-peluang politik atau peluang pengaturan kewenangan.
Di sisi lain, kata Tamil, Nasdem berpandangan bahwasanya semua partai politik di dalam tubuh koalisi Jokowi, itu adalah sama rata.
"Perbedaan pandangan ini lah kemudian yang membuat Nasdem dan PDIP itu dari dulu kita lihat itu terjadi intrik-intrik politik. Dan itu membuat Nasdem tidak nyaman," ujar Tamil melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/5).
Padahal, kata Tamil, Nasdem merupakan partai politik pertama yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi sebagai capres pada saat itu.
"Kalau hari ini Nasdem kemudian bersikap mengambil langkah mendukung Anies, ini bukan suatu tindakan politik untuk menentang Jokowi, tidak ke sana saya lihat. Tapi ini adalah suatu langkah politik untuk ingin keluar dari bayang-bayang PDIP di dalam koalisi tersebut," tuturnya.
Nasdem, kata dosen Universitas Dian Nusantara ini, ingin menunjukkan bahwasanya sebagai parpol yang independen, boleh menunjukkan sikap dan bebas untuk bersikap.
Dengan kondisi saat ini setelah jerat hukum Sekjen Nasdem yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, kata Tamil, maka Nasdem harus mengambil sikap. Apalah bersikap tegas berseberangan dengan Jokowi, atau tetap mau bermain dua kaki seperti saat ini.
Karena menurut Tamil, sikap Nasdem yang masih bermain dua kaki membuat parpol koalisi yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pemilu 2024 nanti, belum bersikap soal adanya serangan terhadap Nasdem.
"Nasdem ditunggu sikapnya, apakah masih terus mengharapkan belas kasihan dari Jokowi, atau memang yakin untuk berada di seberang Jokowi," katanya.
"Sikap ini juga akan lebih memperjelas posisi politik yang membuat publik tidak akan lagi mengira bahwa Anies itu diusung oleh Nasdem hanya sebagai settingan belaka," pungkasnya.
- Hasil Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Tinggi Faktor Jokowi
- Pengamat: Politik Muka Dua Jokowi Pertanda Kemunafikan
- Jokowi Beri Sinyal Kuat Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024