Dubes Najib: Sudah Waktunya Muhammadiyah Masuk Eropa dan Membuat Pusat Dakwah

Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib dalam video Youtube yang dirilis Kedutaan Madrid pada Selasa, 23 Mei 2023/Net
Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib dalam video Youtube yang dirilis Kedutaan Madrid pada Selasa, 23 Mei 2023/Net

Peluang Muhammadiyah untuk berpartisipasi dan mengembangkan dakwah Islam di Eropa sangatlah besar dibanding organisasi keislaman lain yang sudah lebih dulu menancapkan sayapnya di kawasan tersebut.


Begitu yang disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib, dalam sebuah pernyataan, melalui video Youtube yang dirilis Kedutaan Madrid pada Selasa (23/5).

Najib menyoroti perkembangan dakwah Islam yang dilakukan oleh Arab Saudi di Spanyol dan organisasi masyarakat Turki yang banyak bergerak di Belanda dan Jerman.

"Berbeda dengan Arab Saudi yang dibiayai Kerajaan atau pemerintah, perkembangan dakwah Turki di Eropa terbangun dengan dana masyarakat," jelas Dubes.

Muhammadiyah memiliki kemampuan melakukan hal serupa dengan apa yang telah masyarakat Turki lakukan, bahkan melebihi itu karena kapasitas yang dimiliki ormas Islam Indonesia ini sangatlah besar.

"Sudah waktunya Muhammadiyah masuk di Eropa dan membuat pusat dakwah di Eropa," tegasnya.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Dubes menjabarkan beberapa langkah yang mungkin bisa dilakukan Muhammadiyah, di antaranya yang paling utama adalah memilih tempat atau negara pertama yang akan dituju.

"Jika ingin mengembangkan dakwah di sini, bisa dipilih titik mana yang paling pas. Spanyol, saya kira bisa menjadi pilihan," kata Dubes.

Kedua, lanjut Dubes, Muhammadiyah bisa mulai dengan sesuatu yang konkrit seperti membangun boarding school atau pesantren modern untuk tingkat SMP dan SMA di Eropa.

"Sasarannya adalah WNI yang ada di Eropa dan masyarakat kelas menengah Indonesia yang ingin mendapat sekolah terbaik di Eropa namun memiliki pendidikan keagamaan yang berkualitas. Muhammadiyah bisa melakukan itu," jelasnya.

Masih di bidang pendidikan, Muhammadiyah perlu menjadikan Eropa sebagai tempat transit untuk memberikan kesempatan bagi dosen-dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah untuk bisa mendapat beasiswa dan melanjutkan kuliah di sana.

"Persiapkan mereka di Eropa selama enam bulan, perdalam bahasa sehingga mampu bersaing mendapat beasiswa dan melanjutkan kuliah berkualitas di sini," kata Dubes.

Selain itu, Dubes juga menilai penting bagi para dosen PTM dan perguruan tinggi Aisyiyah untuk berkolaborasi menggelar penelitian dan publikasi bersama, pertukaran dosen dan memperbanyak mahasiswa luar negeri.

"Dengan melakukan ini, akan terjadi peningkatan kualitas PTM dan PTA di Indonesia," ujarnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Terakhir, menurut Dubes Najib, ada juga peluang bisnis dan usaha yang bisa dikembangkan kader Muhammadiyah di Eropa, sehingga nantinya dapat terlahir pengusaha-pengusaha hebat dari organisasi ini.