East Java International Trade Festival Ditutup, Gubernur Khofifah Tandatangani Kesepakatan Dagang Rp1,85 Triliun

Gubernur Khofifah pada penutupan East Java International Trade Festival (EJITF) di Grand City, Surabaya/Ist
Gubernur Khofifah pada penutupan East Java International Trade Festival (EJITF) di Grand City, Surabaya/Ist

Buah kinerja dari ikhtiar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar misi dagang dan investasi di sejumlah negara semakin terasa. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) perdagangan luar negeri senilai Rp 1,85 triliun untuk tiga negara dengan perusahaan asal Jatim.


MoU ini sendiri merupakan hasil dari misi dagang Pemprov Jatim yang dipimpin langsung oleh Gubernur Khofifah di Riyadh, Timor Leste, dan Hongkong beberapa waktu lalu.

Kesepakatan dagang tersebut resmi ditandatangi dalam acara East Java International Trade Festival (EJITF) yang digelar di Grand City, Surabaya, Selasa (30/5) dan telah ditutup hari ini, Rabu (31/5).

Secara rinci, tiga MoU tersebut yaitu antara CV Bumi Megah Perkasa dengan Foxsine (Xiamen) Material Tech. Co., Ltd China untuk pengiriman komoditi arang batok kelapa senilai Rp 60,75 miliar selama satu tahun. Kedua, PT Jawa Lumbung Mas dengan buyer Plus One Unipessoal LDA Timor Leste untuk pengiriman komoditi multiproduk senilai Rp 675 miliar selama satu tahun. 

Ketiga, kesepakatan antara Silvia Holding Company (PT. SBK) dengan buyer PT. AHT Trading Company untuk pengiriman komoditi beras porang, bumbu dan rempah – rempah senilai Rp 1,12 triliun selama satu tahun.

Gubernur Khofifah menjelaskan, komitmen pemerintah untuk memperluas pasar produk-produk dari Jawa Timur akan terus dilakukan. Salah satunya melalui misi dagang baik di dalam  maupun ke luar negeri yang telah menunjukkan bukti nyata.

"Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan bersama hasil dari misi dagang berupa kesepakatan perdagangan selama satu tahun senilai Rp 1,85 triliun. Upaya ini akan terus kita maksimalkan untuk terus memperluas market mancanegara bagi produk-produk dari Jatim," tutur Khofifah.

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir, Gubernur Khofifah tengah menggencarkan misi dagang baik domestik maupun mancanegara seperti Saudi Arabia, Malaysia, Timor Leste dan Hongkong.

"Seperti saat kita ke Hongkong pada awal bulan Mei kemarin. Kita mencatatkan transaksi sebesar Rp 1,101 triliun. Tapi selain itu juga ada bussiness trip ke Jatim  yang merupakan tindak lanjut dari misi dagang di Hongkong," ujarnya. 

Begitu pula saat misi dagang ke Malaysia, Saudi Arabia, dan beberapa negara lainnya. Tindak lanjut melalui bussiness trip ini menjadi jembatan antara pelaku usaha Jatim dengan pasar luar negeri agar lebih komprehensif.

Gubernur Khofifah menegaskan bahwa upaya meluaskan pasar dimancanegara ini membutuhkan sinergitas dengan Dunia Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (Dudika). Ketika dudika menyambut baik, maka aktifitas perekonomian termasuk ekspor Jatim ke depan akan lebih produktif.

"Begitu pula dengan impor. Kalau yang diimpor itu adalah raw material untuk produk-produk industri olahan kita maka manfaatnya menjadi sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif," ujarnya. 

Lebih lanjut, Khofifah berharap, melalui pertumbuhan ekonomi inklusif ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menurunkan angka pengangguran terbuka, dan menurunkan angka kemiskinan di Jatim. 

Gubernur Khofifah secara khusus juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang selama ini berkontribusi besar terhadap kinerja perekonomian di Jatim. Utamanya, para pelaku usaha yang mendukung misi dagang yang dilakukan Pemprov Jatim.

"Dengan capaian ini serta dukungan dari semua pihak, akan menjadi pelecut semangat kita bersama agar kinerja ekonomi Jatim khususnya ekspor akan semakin berkembang baik nilainya maupun pangsa pasarnya," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news