Solikin begitu terkejut. Sebab, rumahnya di Jalan Kapasari 63 ABC Surabaya yang ia tinggali selama 15 tahun mendadak roboh, Selasa (5/9).
- Langkah Bersejarah, Jerman Pasok Ratusan Rudal dan Seribu Senjata Anti-Tank ke Ukraina
- Semarang Diterjang Banjir Bandang, Satu Orang Tewas
- Data Korban Semeru: 22 Orang Ditemukan Meninggal dan 27 Masih Hilang
Dikatakan Solikin, bangunan rumahnya mulai terasa bergetar sekitar pukul 22.00 kemari.
"Saya intip keluar rumah, ternyata ada eksavator tepat di depan pintu rumah,” ungkapnya.
Pada pukul 00.00, tiba-tiba suara keras diiringi atap roboh menimpa Naimah, dan suaminya.
Naimah menduga, bangunan rumahnya yang berukuran lebih kurang 15x5 meter persegi itu roboh karena pengerjaan proyek gorong-gorong saluran air atau box culvert.
Naimah mengungkapkan, sebelum bangunan itu roboh, dirinya dan suami sempat merasakan getaran imbas dari pengurasan air yang dilakukan oleh petugas proyek.
“Tiba-tiba langsung ambruk jam 12 malam. Kepala saya ketindihan salon (pengeras suara),” imbuhnya.
Saat ini, untuk sementara waktu, keduanya mengungsi ke rumah mertua yang tak jauh dari rumahnya sekarang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- RS Indonesia di Gaza Terus Dibombardir Israel
- Dampak Gempa Bantul, Kampung Halaman SBY Paling Banyak Alami Kerusakan
- Gubernur Khofifah Pantau Kampung Renteng, Wilayah Paling Parah Terdampak Letusan Gunung Semeru