Lebih Irit dan Efisien, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mulai Diminati Industri

Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan (kanan) memantau inverter PLTS milik PT Gelora Djaja di Surabaya, Jawa Timur,
Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan (kanan) memantau inverter PLTS milik PT Gelora Djaja di Surabaya, Jawa Timur,

Perusahaan industri tenaga surya Indonesia SUN Energy, mengapresiasi langkah pabrik tembakau Wismilak di Surabaya yang menerapkan manufaktur hijau melalui sistem solar panel atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk program pembangunan berkelanjutan atau SDGs.


"Ini bagian dari implementasi proses produksi ramah lingkungan, kami yakin bahwa industri yang memiliki daya saing di masa depan adalah industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan fokus pada efisiensi energi demi mengurangi dampak perubahan iklim yang kian terasa," ujar Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan saat konferensi pers di Surabaya, Rabu, (6/9).

Oky menjelaskan, penggunaan energi berbasis energi fosil yang menunjang operasional, menjadi isu penting yang perlu diatasi oleh para pelaku industri, melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah mendorong implementasi industri hijau yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.

"Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara terus-menerus, karena penggunaan PLTS masih sedikit terutama di Jawa Timur, mungkin masih tujuh persen," ucapnya.

Sementara itu, Project Manager SUN Energy Yurnalis menjelaskan untuk nilai investasi yang dilakukan di salah satu pabrik wismilak tersebut sekitar Rp1,3 milyar hingga Rp1,5 Milyar untuk kapasitas 126 kWp.

"Dengan produksi energi sebesar 174,5 MWh per tahun dari sistem energi surya, Grup Wismilak telah mereduksi 150 ton emisi karbon setiap tahunnya," ucapnya.

Yurnalis juga menjelaskan, sebenarnya banyak industri yang menginginkan memakai tenaga Surya secara keseluruhan. Namun karena terhalang regulasi dari pemerintah, hanya boleh menggunakan tenaga Surya maksimal 15 persen dari kebutuhan tempat.

"Kita berharap ada dispensasi lagi, mudah mudahan ke depan bisa lebih dari 15 persen," tambahnya. 

Sementara itu, Factory Manager PT Gelora Djaja (Wismilak Group) Tikto Priharnomo mengatakan pemanfaatan sistem energi surya sebagai sumber energi alternatif tersebut mampu meminimalisir dampak dari proses produksi pabriknya terhadap lingkungan sekitar. Bahkan lebih hemat.

"Pemasangan PLTS kamis sebesar 126 kWp, kebutuhannya di angka 700 kVa, jadi yang didukung dari PLTS sekitar 15 persen dari total konsumsi listrik yang dikeluarkan pabrik, seperti pemakaian mesin, lampu penerangan dan sebagainya," ucapnya.

Sebelum itu, lanjut Tikto, program keberlanjutan yang lain juga telah diterapkan diantaranya penanaman bibit pohon, penanaman bibit mangrove hingga pembangunan Greenhouse di area fasilitas produksi pabrik yang mendukung kawasan kerja efisien, ramah lingkungan dan lestari dengan konsep keberlanjutan.

Oleh karena itu, dirinya berharap agar penggunaan energi terbarukan yang telah digencarkan pemerintah dan diterapkan di perusahaannya dapat berlangsung lama dan baik agar dapat mengurangi dampak perubahan iklim.

"Selain itu kami bisa saving sekitar 25 persen dari pengeluaran pembiayaan listrik di pabrik ini," tuturnya.