Ketagihan Menuntut Ilmu, Irfan Eko Sandjaja Wisudawan Tertua Berusia 58 Tahun di ITS

Irfan Eko Sandjaja wisudawan tertua di ITS menunjukkan tesisnya/Ist
Irfan Eko Sandjaja wisudawan tertua di ITS menunjukkan tesisnya/Ist

Irfan Eko Sandjaja berhasil menamatkan studi magister (S2) di Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).


Irfan yang merupakan wisudawan tertua pada Wisuda ke-128 ITS ini mengaku ketagihan menuntut ilmu. Irfan diwisuda pada usia 58 tahun 2 bulan pada prosesi wisuda hari pertama, Sabtu (16/9).

Dia mengaku bahwa semangat pendidikan di perguruan tinggi yang dirasakannya bermula saat berkuliah di Fakultas Non Gelar Teknik (FNGT) Teknik Perkapalan ITS pada tahun 1984 silam.

Rasa haus akan ilmu tersebut membuatnya melanjutkan pendidikan sarjana (S1) di Departemen Teknik Perkapalan ITS pada tahun 1993. Hal serupa juga mendasari dirinya untuk melanjutkan ke jenjang magister.

“Semakin banyak ilmu yang didapat, semakin haus rasa ingin tahunya,” ujar Irfan dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (15/9).

Di tengah arus globalisasi saat ini, lelaki yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,64 itu merasa bahwa ilmu yang ia miliki harus terus ditingkatkan agar kuat bersaing dengan generasi muda.

Oleh karena itu, Irfan termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait teknologi sistem perkapalan, khususnya di laboratorium hidro mengenai ketahanan kapal dan propeler.

Dalam perjalanannya, ayah tiga anak ini mengaku kesulitan mengikuti perkuliahan sembari harus bekerja. Ia dituntut untuk selalu bisa mengatur waktu guna menyelesaikan studinya.

Selain itu, faktor usia juga menjadi penghambat dirinya dalam menjalani pendidikan magister ini. “Akan tetapi, dukungan dari teman dan keluarga menjadi faktor penting untuk tetap berpegang teguh melanjutkan semangat perguruan tinggi,” tegasnya.

Irfan juga menyebut ilmu yang dipelajarinya di S2 ini sangat berkorelasi dengan pekerjaannya sebagai periset kapal dan bangunan apung di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dalam tesisnya, Irfan mengangkat judul Kajian Modifikasi Distribusi Pitch pada Propeller B6.40 Kapal Mini LNG Carrier Berbasis Metode Numerik.

Setelah berhasil mengemban gelar magister, Irfan akan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan ke dalam pekerjaannya, yakni di bidang perkapalan dan bangunan apung. Lelaki kelahiran 1965 itu juga berharap riset yang telah dilakukannya di bangku kuliah magister dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang perkapalan.