Gerak Cepat Gubernur Khofifah, Vaksinasi PMK Jatim Tertinggi Nasional Capai 9,3 Juta Dosis

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini tak lepas dari kerja keras berbagai pihak di lingkungan Pemprov maupun kabupaten/kota se-Jatim.


"Alhamdulillah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim telah berhasil dikendalikan," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (6/1).

Keberhasilan pengendalian ini berkat gerak cepat Gubernur Khofifah yang menginstruksikan OPD dan stakeholder terkait melakukan vaksinasi secara terstruktur, sistematis, masif dan berkala sejak kemunculan penyakit PMK pada awal April 2022 lalu.

Terbukti, capaian vaksinasi PMK bagi hewan ternak yakni Sapi, Kerbau, Kambing, Domba dan Babi di Jawa Timur mencapai yang tertinggi secara nasional.

Berdasarkan data https://isikhnas.com/ capaian vaksinasi PMK Jatim sejak 25 Juni 2022 hingga 31 Desember 2023 menempati posisi pertama atau tertinggi secara nasional, yakni sebanyak 9,3 juta dosis.

Sementara posisi kedua, ketiga ditempati oleh Jawa Tengah dengan jumlah vaksinasi sebanyak 3,2 juta dosis dan Nusa Tenggara Barat 2,3 juta dosis. Berikutnya ada provinsi Lampung dengan jumlah 1,9 juta dosis serta Bali dengan jumlah vaksinasi sebanyak 1,4 juta dosis.

Gubernur Khofifah mengaku, Jawa Timur mampu keluar dari krisis wabah PMK karena kerja keras tenaga kesehatan hewan, organisasi profesi seperti PDHI, ISPI, PARAVETNDO, PAVETI dan ASOHI, serta perguruan tinggi, dalam dalam membantu pengendalian PMK.

Atas capaian ini, Kementerian Pertanian RI pun memberikan penghargaan kepada Pemprov Jatim sebagai Provinsi dengan Capaian Vaksinasi PMK Terbaik Nasional pada tahun 2022 dan 2023.

"Alhamdulillah capaian vaksin PMK Jatim tertinggi di Indonesia. Capaian vaksin PMK Jatim ini secara keseluruhan dari tahun 2022 sampai 2023 mencapai 9,3 juta dosis, lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lainnya," kata Khofifah.

"Ini  merupakan  komitmen kita bersama untuk segera dilakukan sejak awal munculnya PMK di Jawa Timur. Langkah antisipatif dengan melakukan vaksinasi ini memang terus saya tekankan agar pengendalian bisa maksimal," imbuhnya.

Selain itu, menurut Khofifah, keberhasilan pengendalian melalui vasinasi yang masif ini juga melibatkan banyak pihak. Baik Tenaga Kesehatan (Nakes) hewan hingga dokter hewan maupun paramedik veteriner.

Bahkan ia menyampaikan, Pemprov Jatim juga bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia untuk melatih para nakes dari unsur TNI dan POLRI sehingga mampu melakukan vaksinasi PMK.

Vaksinasi tersebut juga melibatkan ratusan dokter muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya dan Universitas Wijaya Kusuma.

"Dengan jumlah SDM yang begitu besar maka tidak salah kalau Jatim berhasil menempati posisi teratas pada capaian vaksinasi PMK," tegasnya.

Selain menorehkan prestasi, capaian vaksinasi tertinggi ini juga berhasil menekan laju penyebaran PMK. Per 15 Juni 2023 lalu, Pemerintah RI secara resmi menyatakan, PMK di bumi Majapahit tak lagi berstatus wabah.

Hal itu mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311 tahun 2023, tentang Penurunan Status PMK dari pandemi menjadi tertular yang dikeluarkan pada Juni lalu.