Ketua APPI Jatim Nilai Debat Cawapres, Belum Sentuh Persoalan Subtansial Petani

Foto; Ketua APPI Jatim, Jumantoro Saat Nobar di Jember ( posisi di Belakang, dekat layar monitor)
Foto; Ketua APPI Jatim, Jumantoro Saat Nobar di Jember ( posisi di Belakang, dekat layar monitor)

Debat Cawapres ( Calon wakil Presiden) di Jakarta Convention Center (JCC) di Jakarta Pusat, Minggu (21/1) mendapatkan perhatian serius eleman masyarakat Jember. Bahkan sebagian mereka lakukan Nobar (nonton bareng). 


Ketua  Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur ( APPI), Jumantoro , menyampaikan kekecewaannya, karena  tiga cawapres itu,  tidak menyinggung solusi persoalan di dunia pertanian secara detail.

"Kalau saya lihat Debat debat Cawapres itu,  belum ada yang membahas substansi bagaimana permasalahan petani ke depan bisa terselesaikan. Salah satu contohnya saat ini yang hangat adalah bagaimana kebutuhan pupuk petani bisa terpenuhi, yang hingg saat ini masih jauh dari kebutuhan" ucap Jumantoro, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (24/1).

Selain itu, lanjut dia  belum ada jaminan harga yang menguntungkan terhadap komoditi hasil  pertanian.  Hal inilah yang menjadi dilema bagi para petani.

"Sedangkan Capres-Cawapres hanya menyampaikan kondisi-kondisi global,  yang jauh dari harapan petani. Jadi Kami merasa belum ada cawapres yang spesifik memahami tentang kebutuhan Indonesia khususnya di Jawa Timur," jelasnya. 

Jumantoro menilai tidak ada yang menarik dari pernyataan para cawapres. Persoalan keterbatasan dan pengurangan nominal pupuk bersubsidi belum disentuh maksimal. Seharusnya pasangan calon wapres nomor urut 1, 2, 3 harus berani mengatakan bahwa salah satu sektor yang jadi prioritas adalah sektor pertanian. Misalkan, ‘kami akan beri jaminan harga yang menguntungkan bagi petani’. Kedua, misalnya dengan tegas mengatakan, pupuk bersubsidi akan kami penuhi dan alur distribusi dipermudah.

Padahal persoalan ada dua, yakni jaminan pasar yang menguntungkan dan bagaimana subsidi tidak ribet dan sesuai kebutuhan petani. Kalau tidak mau ada subsidi pupuk, silakan dicabut. Tapi harga pupuk yang wajar, dan lebih baik dialihkan kepada subsidi hasil pertanian. 

Namun di antara kekecewaan itu, Jumantoro masih melihat ada harapan yang muncul dari calon wakil presiden Muhaimin Iskandar. “Cuma perlu penekanan spesifik dan lebih berfokus, sehingga petani ke depan betul-betul diberdayakan, tidak diperdayai,” katanya.

Berbeda dengan dengan pernyataan wakil ketua DPD Partai Golkar Jember, Dima Ahyar. Dia menilai cawapres no urut 2, bisa memberikan pencerahan dan edukasi dan wawasan dan bisa menjawab pertanyaan cawapres lainnya. 

Bahkan untuk mengatasi kelangkaan pupuk ya g menjadi isu klasik, pasangan probowo - Gibran, kan membangun pabrik  pupuk  di Sorong Papua.

"Mas Gibran juga bilang akan bangun pupuk di Sorong," katanya.