Pj Gubernur Adhy: SMK di Jatim Berkontribusi Turunkan Angka Pengangguran

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono membuka LKS SMK Jatim di Madiun/IST
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono membuka LKS SMK Jatim di Madiun/IST

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyebut bahwa siswa SMK merupakan SDM yang tepat untuk merespon perubahan zaman untuk memiliki pemahaman tentang big data, artificial intellegence (AI), robotics, dan internet of things (IOT)


"Dunia sudah sangat mengarah ke arah digital, dan akhirnya mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan berinovasi," kata Adhy saat membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) XXXII SMK Jatim 2024 di GOR Wilis kota Madiun pada Selasa (23/4). 

Menurut Adhy, lomba LKS ini menjadi momen yang tepat untuk mengasah kemampuan dalam bidang tersebut. Sehingga terjadi link and match antara kompetensi yang dimiliki peserta didik di SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (Dudika).

Adhy kemudian mengutip Profesor Daoed Joesoef bahwa pendidikan vokasi adalah kunci untuk mencapai perkembangan ekonomi yang  berkelanjutan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

"Ini memanggil kita untuk menjadikan pendidikan vokasi sebagai prioritas karena tidak hanya memiliki lebih banyak pengetahuan, tetapi juga menjadi lebih. Inilah yang menjadi landasan bagi kemajuan sosial dan ekonomi kita," tegasnya.

Adhy juga menekankan bahwa ini menjadi bukti nyata Pemprov Jatim dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa. 

Saat ini jumlah SMK di Jawa Timur mencapai 2.161 lembaga dengan jumlah siswa mencapai 764.220 orang. Para siswa SMK diprioritaskan dapat menjadi SDM unggul yang siap kerja, atau bahkan membuka lapangan pekerjaan sendiri. 

Jumlah SMK dan prestasi siswa Jatim berkontribusi terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2023 mencapai sebesar 74,65 naik dibandingkan tahun 2022 di angka 74,05. Capaian ini lebih tinggi dari capaian IPM nasional tahun 2023 di angka 74,39. 

Begitu juga tingkat pengangguran terbuka yang turun dari 5,49% pada Agustus 2022 jadi 4,88% pada Agustus 2023, sedangkan rata-rata nasional berada di angka 5,32%.

"Alhamdulillah tingkat pengangguran lulusan SMK kita terus menurun. Tahun lalu 9,3% sekarang 8,7%. Lulusan SNBT Jatim terbanyak termasuk untuk vokasi, SMK menjadi leading soal kelulusan nasional dan penerapan praktek," ujarnya.

Dengan demikian, kata Adhy, lulusan SMK mampu bersaing dalam dunia kerja maupun menjadi entrepreneur handal dan membanggakan. "SMK adalah sekolah yang anti nganggur," tandasnya.

Adhy menambahkan, Dinas Pendidikan Jatim juga berkolaborasi dengan pelaku DUDIKA untuk membuka 30 stand job matching. Ini merupakan wadah yang mempertemukan siswa SMK dengan pelaku DUDIKA terkait yang dapat memanfaatkan skill mereka sebagai SDM unggul. 

"Business matching ini pertama kali dilakukan oleh Disdik Jatim, bukan hanya menunjukkan bidang usahanya tapi juga membuka rekrutmen untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pegawai magang dari bidang vokasi, nah ini meningkatkan kontribusi SMK terhadap penurunan angka pengangguran," pungkasnya.