Ancaman teror terhadap kehidupan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak pernah berhenti, selama mereka menjalankan tugas memberantas rasuah.
- Kasus Promo Miras Holywings, Pakar Hukum Minta Polisi Periksa Pelaku Utama
- Sudah Saatnya Mengakhiri Spekulasi Liar Terkait Kematian Brigadir J
- Kakek Pemerkosa Cucu Divonis 15 Tahun Penjara
"Teror itu sudah seperti sarapan pagi pagi bagi kami, karena setiap hari tidak ada waktu untuk tidak ada teror," ujar Samad seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL.ID.
Sering mengalami teror, lanjut Samad, membuat semua karyawan dan petugas KPK seperti sudah terbiasa. Bahkan, mereka tidak peduli lagi dengan teror.
"Tetapi saking tidak peduli itu, kemudian dia lengah. Nah kejadian ini yang mungkin terjadi sama Mas Novel (penyidik KPK Novel Baswedan)," jelasnya.
Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang mengalami kejadian penyiraman air keras pada 11 April 2017 silam usai salat subuh di masjid sekitar rumahnya. Hingga saat ini, pelaku penyiraman masih gelap.
Bagi Samad, kejadian-kejadian yang dibiasakan seperti kasus Novel harus bisa dijamin bahwa kejadian tersebut tidak akan pernah terulang lagi.
"Dia sudah biasa dari dulu dengan namanya teror, tapi kemudian terbiasa itu membuat dia lengah," tukasnya.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Curanmor jadi Momok di Surabaya
- Polda Jatim Ungkap Penjualan Tabung Oksigen Palsu di Surabaya
- Akademisi Fakultas Hukum se-Jawa Timur Beri Saran dan Kritik RUU KUHAP