Antok- Si Putra Desa Berjalan Dari Nol

Menjelang perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Ngawi melalui Pilkada 2020 patut disimak. Apalagi di daerah kecil dengan jumlah pemilih kurang lebih 700 ribu orang ini diprediksi bakal menghangat.


Dwi Rianto Jatmiko yang kerap disapa Antok, dia hadir dalam kancah politik bukan dadakan, bukan karbitan.

Sebagai putra kedua dari empat bersaudara pasangan Sumadi Cokro Soekarno-Sri Sukarmiati (alm) keberadaan Antok lekat dengan kehidupan desa. Dia dilahirkan 48 tahun lalu di Desa Semen, Kecamatan Paron, Ngawi.

Sebagai anak desa si Antok kecil hingga beranjak dewasa seperti sebayanya saat itu. Meski dibesarkan dari keluarga perangkat desa, dia tetap sebagai jati dirinya akrab dengan pola kehidupan yang bersahaja jauh dari keningratan.

Menyinggung macungnya di Pilkada Ngawi mendampingi Ony Anwar diprediksi sebagai pasangan kuat, Antok pun tidak jumawa. Demikian juga dengan posisinya saat ini sebagai Ketua DPRD plus Ketua DPC PDIP Ngawi.

Dalam suatu kesempatan, Antok membeberkan pencalonanya bukan asal-asalan. Melainkan cukup beralasan bukan sekedar mencari sensasi di daerah melalui pesta demokrasi lima tahunan itu. Sebagai putra desa Antok terjun ke politik benar-benar dari nol.

Semua berawal dari tahun 1999, saat itu situasi politik carut marut maklum saja di masa reformasi. Tidak menyurutkan Antok untuk mulai berjalan, dia diaulat partai berlogo banteng moncong putih (PDIP) sebagai Ketua Ranting Desa Semen.

Dari Antok menggali dinamika politik hingga mengantarkanya ke kursi legislatif sampai sekarang ini, bahkan sampai Ketua DPC PDIP Ngawi. Sekali lagi bukan asal-asalan, diakui Antok dengan melihat torehan suara PDIP yang dibuktikan dengan 20 kursi di lembaga legislatif hasil Pemilu 2019 timbul satu pertanyaan kenapa tidak macung sendiri daripada mendampingi Ony Anwar.

Sebenarnya dengan jumlah kursi tersebut diakui Antok bisa macung tanpa dukungan atau berkoalisi dengan partai lain. Sebenarnya dengan jumlah kursi tersebut diakui Antok bisa melenggang macung tanpa dukungan atau berkoalisi dengan partai lain.

"Diakui bersama Mas Ony ini pada tataran tertentu mendampingi Pak Kanang (Budi Sulistyono Bupati Ngawi-red) selama dua periode jelas peranya luar biasa. Memiliki peran yang sentralistik membangun, dan mampu menjebatani antara kepentingan masyarakat yang diaktualisasikan menjadi satu bahan kebijakan politik," ulasnya.

Sehingga beber Antok, dengan pengalaman panjang Ony Anwar di eksekutif memberikan satu konstruksi pembangunan yang utuh dan berkelanjutan di Ngawi. Sehingga tidak salah kehadiran Ony patut dan selayaknya diberangkatkan melalui PDIP.

Antok berkeyakinan, dalam menata peran politik menuju Pilkada 2020 tidak ego sektoral. Melainkan mengakomodasi semua partai politik di Ngawi baik yang memperoleh kursi di legislatif maupun sebaliknya.[pr/aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news