Ada beberapa kriteria yang perlu dimiliki oleh Caketum Golkar masa depan, yakni populer, inovatif, dan aktraktif.
Hal ini diungkapkan Dosen Komunikasi dan Marketing Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/11)."Tentunya yang gesit dan bisa menakhodai partai lima tahun mendatang dan memformulasikan model kepemimpinan yang lebih populis, inovatif dan atraktif untuk memperkuat daya magnetik partai ini di kalangan pemilih yang berada di spektrum ideologi tengah (nasionalis dan muslim moderat)," jelas Nyarwi.
- Parpol Pemerintah Belum Umumkan Capres Bisa Jadi Tersandera Jokowi dan LBP
- Loyal dan Tidak Ambisius, PDIP Harusnya Bisa Calonkan Puan Sebagai Capres
- Grace Natalie Geruduk Meja Moderator Debat, Alasannya Capres Butuh Konsentrasi
Nama-nama tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan, contohnya Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo.
Bagi Nyarwi, Bamsoet cukup populis namun tidak memiliki daya magnet politik ke elektorat untuk menaikkan elektabilitas Golkar.
"Elektorat untuk menaikkan elektabilitas Golkar juga belum teruji," tegasnya.
Namun majunya beberapa nama menguatkan partai pimpinan Airlangga Hartarto ini demokratis.
"Ini menunjukkan internal demokrasi di Golkar masih berkembang dengan baik meski sempat dilanda konflik internal, khususnya pasca Pilpres 2014 lalu," tandasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ahmad Muzani: Gerindra Adalah Wadah Perjuangan Rakyat Termarjinalkan
- Tingkat Pengangguran Terbuka di Jatim Turun 0,48 Persen, Gubernur Khofifah Pemulihan Ekonomi Berjalan Efektif
- Buntut 'Amplop Kiai', Pemuda Madura Desak Suharso Monoarfa Mundur dari Ketum PPP