Konflik Amerika Serikat (AS) dan China kembali menghangat. Hal ini menyusul tudingan AS pada Presiden China Xi Jinping yang dinilai telah ingkar janji untuk tidak membuat militerisasi Laut China Selatan.
- Santer Kabar Ada Penampakan Macan Tutul di Lereng Gunung Raung, Petugas Cek Lokasi
- Sempat Dinyatakan Hilang, Pendaki Kawah Ijen Ditemukan di Jurang Kedalaman 25 Meter
- Polri Turunkan 7.000 Pesonel Kawal Pelantikan Prabowo-Gibran
"Jelas sekali mereka (China) telah meninggalkan komitmen itu," jelasnya seperti dimuat Channel News Asia (Kamis, 30/5).
"Laut Cina Selatan dalam penilaian saya bukan tumpukan batu," lanjutnya, merujuk pada serangkaian wilayah terumbu yang diklaim oleh China dan kemudian direklamasi serta diperluas untuk mengakomodasi pasukan militer dan pesawat besar.
"Apa yang dipertaruhkan di Laut China Selatan dan tempat lain di mana ada klaim teritorial adalah aturan hukum, hukum internasional, norma dan standar," jelasnya.
"Ketika kita mengabaikan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan, norma, dan standar internasional, kita baru saja menetapkan standar baru," tegas Dunford.
Dia mengatakan bahwa pihaknya tidak menyerukan aksi militer, tetapi menekankan bahwa ada kebutuhan untuk menegakkan hukum internasional.
"Saya tidak menyarankan tanggapan militer," sambungnya.
"Apa yang perlu terjadi adalah tindakan kolektif yang koheren bagi mereka yang melanggar norma dan standar internasional. Mereka perlu dimintai pertanggungjawaban sedemikian rupa sehingga pelanggaran di masa depan terhalang," demikian Dunford.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Massa Aksi Tolak UU Ciptaker Di Yogyakarta Juga Memanas
- Pembunuh Sopir Taxi Online Mengaku Butuh Uang untuk Bayar Cicilan Rumah
- Jalani Ekspedisi Keliling Dunia 214 Hari, Ini Rute yang Dilalui KRI Bima Suci