Begini Skema Asesmen Pengganti Ujian Nasional

Penerapan Ujian Nasional yang selama ini menjadi tolok kelulusan siswa akan digantikan dengan sistem asesmen kompetensi.


Pertama kompetensi dasar minimum, yaitu literasi.

"Bagaimana mereka (siswa) dilihat dari kemampuan penalaran dan analisis situasi di sekitarnya," papar Ade dalam diskusi Polemik bertajuk Merdeka Belajar Merdeka UN” di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).

Kedua yaitu numerasi, seperti matematika yang mengajarkan ilmu logika. Namun Ade menegaskan, nantinya penilaian itu tak berbasis hafalan, melainkan kemampuan nalar dan analisa peserta ddik.

Ketiga, survei karakter sebagai tujuan pendidikan yang membentuk siswa berakhlak mulia dan berbudi pekerti.

"Ini harus disurvei karakter pancasilais itu gimana. Tapi gimana anak itu di-assest tentang sikap gotong royong, atau sering bullying, kemampuan mereka menghormati orang tua. Jadi karakter itu penting," ujarnya.

Asesmen ini akan dilakukan di tahun keempat Sekolah Dasar (SD), tahun kedua Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Asesmen itu bisa memberikan jeda perbaikan bagi siswa selama 1,5-2 tahun.

Dia mengatakan, asesmen itu dilakukan untuk memetakan kompetensi minimum.

"Jadi anak-anak itu, guru atau sekolah itu, di-assest, dilakukan penilaian supaya bisa melakukan perbaikan ke depan. Apa yang terjadi di masa lalu, kekurangan-kekurangan, kita lakukan perbaikan," tandasnya, seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.[mkd]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news