Saat ini China menjadi negara pertama yang berhasil mengendalikan penyebaran virus corona (Covid-19).
- Partai-partai Seakan Mengisolasi PDIP, Padahal Puan Elektabilitasnya Terus Naik
- Dinilai Melelahkan dan Biaya Besar, Masa Kampanye Pemilu 2024 Perlu Dievaluasi
- Ini Pesan RKH Muhammad Thohir Sebelum Wafat Pada Petinggi Partai Gelora
Setidaknya ada tujuh poin penting yang merefleksikan penanganan Covid-19 di China. Ketujuhnya langsung dipaparkan oleh
Hal ini dipaparkan Dutabesar RI untuk China, Djauhari Oratmangun dalam diskusi online JMSI “Covid-19: Belajar New Normal dari Negeri China” seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/6).
Pertama, menurut Djauhari, adalah full response.
“Pemerintah (China) langsung mengambil alih," ujar Djauhari.
Dijelaskan Djauhari, pada awal wabah muncul, pemerintah Kota Wuhan telah banyak dikritik sehingga penanganan akhirnya diambil alih oleh pemerintah pusat. Dimulai dengan membangun rumah sakit dalam waktu singkat.
Kedua, mobilisasi massal para tenaga medis ke Provinsi Hubei, khususnya Kota Wuhan sebagai pusat episentrum.
Dalam hal ini pemerintah China, kata Djauhari, telah mengerahkan 42.000 tenaga medis.
Ketiga, political determination.
"Political determination. Ini sama seperti kita, penanggulangan Covid-19 menjadi prioritas nasional.
Keempat, timely policy adjustment atau kebijakan yang tepat waktu.
Kelima, stimulus ekonomi. Kata Djauhari, stimulus ekonomi yang luar biasa besar diberikan pemerintah China untuk berbagai sektor. Termasuk subsidi bagi UMKM, sektor pertanian, hingga energi. Pusat kesehatan di China pun gratis.
"Di sini (China) mereka punya cadangan visa di bulan Desember nayris 3,2 triliun. Itu 25 kali cadangan devisa kita. Jadi stimulus ekonominya luar biasa," sambungnya.
Keenam, transparansi dan tindakan terkoordinasi. Hal ini terkat dengan informasi, pemerintah China menekankan adanya transparansi dan tindakan terkoordinasi.
Lanjut Djauhari, setiap harinya, bahkan setiap jamnya, pemerintah memberikan informasi tidak hanya kepada masyarakat namun juga diplomat asing yang berada di China.
Terakhir, China mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanganan wabah Covid-19.
Sejak awal wabah tersebut muncul, mereka telah mengembangkan obat-obatan dan vaksin.
"Kebetulan saya dekat dengan perusahaan obat dan vaksin, pokoknya sudah diaturlah kerja sama dengan kita," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Diingatkan Kalau Reshuffle Jangan Cari Orang yang Berambisi Nyapres
- Begini Alur Perkara Suap dan Gratifikasi di Mabes Polri yang Menjerat AKBP Bambang Kayun
- Usai Safari Ramadhan dan Silaturahim Lebaran, AHY akan Gerilya ke Sumatera Utara