Utang luar negeri Indonesia terus menumpuk akibat hantaman pandemi virus corona baru (Covid-19) selama satu tahun lebih.
- LPOGE Indonesia Nilai Stimulus ESDM Untuk Energi Listrik Sudah Tepat
- Pertamina Turunkan Harga Pertamax, Ini Rinciannya
- Pelindo Regional 3 Targetkan 107 Kapal Pesiar Bakal Sandar Selama 2024
Sampai saat ini pandemi juga belum berhasil dipulihkan dengan baik oleh pemerintah.
Hal itu membuat BPK khawatir tentang kemampuan Indonesia dalam melunasi utang-utangnya.
Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza menyampaikan, pemerintah kerap tidak efisien dalam mengelola belanjanya baik di kementerian/lembaga dan juga pemerintah daerah sehingga menjadi beban dalam ekonomi nasional.
"Saya melihat banyak belanja pemerintah yang tidak efisien, dalam hal ini misalnya Silpa dari berbagai K/L atau pemerintah daerah, uang yang disimpan pemerintah daerah di rekening yang jumlah Rp 172 triliun dll jadi memerlukan belanja yang efisien tepat sasaran dan berguna,” ucap Faisol kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (23/6).
"Saya kira ini yang harus dirumuskan skemanya oleh pemerintah,” imbuhnya.
Politisi PKB ini menyarankan pemerintah melakukan efisiensi anggaran.
Kata Fasilo Riza, sebaiknya pemerintah berkata jujur kepada masyarakat dan DPR perihal kemampuan keuangan Indonesia dalam melunasi utang-utangnya.
"Terutama kepada DPR mengenai kemampuan pemerintah untuk mengatasi utang-utang luar negeri dan kemampuan pemerintah untuk menambah sumber pendapatan baru bagi negara,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ini Juara SIC Batch 5: Inovasi AI dan IoT Buatan Anak Bangsa
- bank bjb dan Universitas Trisakti Teken MoU Dukung Dunia Pendidikan
- Mata Uang Garuda Melemah Tipis ke Rp15.623 per Dolar AS di Akhir Pekan