Penyebaran Narkoba di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tak sedikit generasi muda terjerat kasus penyalahgunaan barang terlarang itu.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Menindaklanjuti hal itu, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas membahas pemberantasan dan penanganan kasus Narkoba, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/9).
“Hari ini saya ingin mengajak semua untuk mencari lompatan, terobosan, agar kejahatan luar biasa itu bisa kita kurangi, kita selesaikan dengan baik,” kata Presiden.
Jokowi, sapaan akrabnya, juga meminta penegakan hukum yang tegas terhadap tindakan pidana narkotika, sehingga mampu memberi efek jera.
“Karena kita tahu, banyak juga oknum aparat penegak hukum kita yang terlibat di dalamnya. Ini menjadi catatan dan tindakan tegas harus diberikan kepada mereka,” ungkapnya.
Berdasar data Badan Narkotika Nasional (BNN), penyalahgunaan Narkoba saat ini mencapai 1,95 persen atau 3,6 juta jiwa. Hal itu memicu meningkatnya kapasitas di lembaga pemasyarakatan (lapas).
Terkait hal itu, kepala negara meminta agar rehabilitasi bagi pelaku penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan di fasilitas lain.
Dia juga meminta dilakukan pengetatan pengawasan untuk pencegahan penyelundupan Narkoba.
“Saya kira mengenai pencegahan, terutama penyelundupan masuknya Narkoba, harus betul-betul kita urus benar," perintah Jokowi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik