Beberapa anak muda nampak serius menyimak penjelasan dari barista, peracik kopi, di Prade Café yang berlokasi di Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.Seorang barista bernama Dovar mencoba memperkenalkan jenis kopi di antaranya Arabica Bali, Kopi Ijen dan Kopi Papua. Ketiga jenis kopi ini memiliki karakteristik dan rasa yang berbeda.
- Ikut Acara UMKM Maju dan Terbang Tinggi Bersama, bank bjb Komitmen Dorong Pertumbuhan Usaha
- SpeedCash, Solusi Transfer Bebas Biaya ke Semua E-Wallet dan Bank secara Praktis
- Peminat Tinggi, BeeJay Chef Store Rangkul UMKM
"Kopi satu dengan kopi lain itu kan punya karakteristik sendiri. Ada tubruk, airo press, ada vietnam treet. Semua disajikan dengan teknik berbeda," papar Virenanda pada Kantor Berita , Senin (29/7).
Selain diperlukan pemahaman, peserta pelatihan diharapkan juga memiliki penciuman lebih peka untuk bisa membedakan jenis kopi yang dimaksud. Aroma kopi biasanya menyembul keluar ketika bijinya sudah melalui proses gelinder.
Jenis kopi yang dijual di Pride coffe sudah dirosting (masak) tetapi masih bebentuk bijian tinggal diolah untuk disajikan.
Selama beberapa jam mengikuti pelatihan, Verinanda menilai para peserta mempunyai potensi untuk bisa menjadi barista. Disamping itu ia menganggap mereka sangat antusias untuk mau belajar.
"Karang Taruna itu antusias banget, orang orangnya mau belajar. Terus disuruh nyoba juga rebutan saking antusiasnya. Kalau barista kan memang harus punya keahlihan khusus. Indera penciuman juga harus tajam. Terus mengatur porsinya tidak sembarangan. Potensinya teman teman ada, kini harus bagaimana mereka mengolahnya, atau mereka mau lebih giat lagi gak papa kan ada sekolah barista tuh. Mereka tinggal mau atau tidak," tandasnya.
Untuk bisa menjadi seorang barista yang handal, ia menyarankan agar mereka menempuh studi khusus. Menurutnya, sekolah barista bisa ditempuh dalam jangka waktu satu hingga dua minggu, tergantung bidang apa yang dipilih nantinya.
"Sekolah barista itu singkat, ada yang seminggu, dua minggu, tergantung dia itu mau memperdalam bidang apa. Misalkan kalau mau yang taping saja. Taping itu cuman mengatur porsi bisa dua minggu selesai," ujar perempuan yang pernah menjadi barista selama satu tahun ini.
Terpisah, Manda (23), selaku Ketua Karang Taruna Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri menjelaskan, jika peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah tiga puluh orang. Pelatihan dimulai pukul 08.00 wib hingga 13.00 wib.
Manda mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Menurut Manda pelatihan ini diberikan kepada mereka yang berkategori usia produktif, baru lulus SMA hingga umur 24 tahun.
"Ada yang kuliah, ada yang belum bekerja dan sudah bekerja. Tujuanya untuk pemberdayaan masyarakat. Setelah pelatihan ini, diharapkan mereka bisa membuka usaha barista warung kopi atau cafe. Karena di Kediri saat ini lagi menjamur. Kita memanfaatkan dana dari Kelurahan untuk pemberdayaan masyarakat," harap Manda.
Dengan bekal pelatihan yang diberikan, minimal para peserta ini sudah tahu jika ke depanya mereka berencana untuk membuka usaha. Ini merupakan pelatihan yang ketiga kalinya diadakan. Sebelumnya mereka juga pernah mengikuti pelatihan tentang tanaman hidroponik. "Responya teman teman bagus sekali, sangat antusias," tuturnya.[ndik/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bank bjb Dorong Pensiunan Berwirausaha Melalui Program bjb Pra-Purnapreneurship
- Transformasi Digital bank bjb Berbuah Award Best Digital Leadership in Local Owned Banking 2022
- Atasi Menurunnya Permintaan BBM, Pertamina Genjot Produksi Petrokimia