RMOLBanten. Pilgubdi DKI Jakarta 2017 dan di Jawa Barat
2018 menjadi indikator utama elektabilitas Partai Demokrat di bawah
kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang merosot.
Jakarta dan
Jabar adalah dua provinsi yang sangat strategis untuk memenangkan Pemilu
2019.Demikian disampaikan Koordinator Pergerakan Pemuda Merah
Putih (PP Merah Putih) Wenry Anshory Putra dalam keterangan tertulis,
Kamis (5/7).
- Pilpres 2024, Migrant Care Ungkap Modus "Dagang Susu" di Kuala Lumpur
- Bela Jokowi Soal Kerumunan Maumere, PDIP: Presiden Sudah Sampaikan Untuk Pakai Masker
- Ada Perayaan Ulang Tahundi Paripurna, Puan Maharani Dilaporkan ke MKD
Maka, kata Wenry, hal yang sangat wajar bila Jakarta dan Jabar menjadi sangat strategis untuk memenangkan Pemilu 2019. Bahkan, pasangan cagub dan cawagub yang diusung Demokrat di provinsi strategis ini harus tersungkur.
Lalu, kenapa jagoaan yang diusung Demokrat karam di Jakarta dan dan terkubur di Jabar?
Menurut Wenry, manuver SBY yang mengusung putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pilgub Jakarta adalah blunder pertama. Dan manuver SBY yang mengusung Deddy Mizwar pada Pilgub Jabar adalah blunder kedua.
"Mengapa blunder? Karena, kekalahan telak keduanya sangat berkaitan erat dengan manuver-manuver SBY yang justru menjungkalkan keduanya. AHY harus karam pada putaran pertama pada Pilgub Jakarta dan Demiz sebagai petahana pada akhirnya terkubur setelah RK memimpin perolehan suara, bahkan Demiz mampu disalip oleh Sudrajat yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan," tuturnya.
Selain mesin politik yang tidak bekerja maksimal, faktor lainnya adalah kemunculan terus menerus SBY di panggung politik justru mendowngrade Demokrat.
"Pengaruh SBY setelah 10 tahun berkuasa telah meredup, apalagi ditambah dengan ambisi SBY yang begitu besar menjadikan AHY "sebagai penerusnya". Hal ini dapat dilihat dari segala manuver yang dilakukan SBY untuk mendongkrak popularitas AHY," terang Wenry.
AHY yang pensiun dini dari kariernya sebagai prajurit TNI demi menjadi politisi dan diusung Demokrat Cs dalam Pilgub Jakarta, tentu tidak mendapat simpati masyarakat. Buktinya, AHY terhenti pada putaran pertama yang saat itu Pilgub Jakarta ada tiga pasangan calon.
"Selama SBY terus menerus muncul dalam panggung politik nasional, maka selama itu pula kandidat-kandidat yang diusung Demokrat pada wilayah-wilayah strategis akan terjungkal. Apalagi bila SBY ngotot mendorong AHY sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2019," demikian Wenry. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anies Didampingi Gus Najih Ziarah Makam Mbah Moen di Makkah
- Presiden Prabowo Resmi Buka Kongres Muslimat NU, Apresiasi Khusus Program Mustika Mesem dan Mustika Darling
- Jokowi Sudah Punya Rumah Baru di Colomadu Begitu Lengser 2024