Pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menggurui Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno soal dukungan dari kalangan pesantren mendapat kecaman. Pernyataan Cak Imin itu dianggap sebagai bentuk kesombongan.
- Ibas Yakin Pemerintah Masih Punya Nurani Menilai KLB Deli Serdang
- Warga Wadas Bukan Menolak Bendungan Bener Tapi Penambangan Batu Andesit
- BNPT Tidak Punya Alas Hukum Tentukan Kriteria Penceramah Radikal
Sadad lantas menyindir upaya Cak Imin yang ngotot menjadi calon wakil presiden tapi gagal. Sadad menyarankan agar wakil ketua MPR RI itu berkaca diri.
"Cak Imin memenangkan dirinya untuk sekadar menjadi cawapres saja gagal," pungkasnya.
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Sandi belakangan ini cukup intensif melakukan silaturahmi dengan kalangan pesantren. Seperti, yang dilakukan Sandiaga di Jatim selam dua hari terakhir yang terus berkunjung ke pesantren-pesantren, seperti Sidogiri.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Prabowo yang juga pernah melakukan safari ziarah makam para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim beberapa waktu lalu. Prabowo juga menghadiri tablig akbar menyambut Tahun Baru Islam dan tasyakuran Pesanten Al-Quran As-Syafiiyah Polu Air di Kecamatan Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu, (7/10) kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Cak Imin berpendapat bahwa pesantren merupakan sumber suara. Lantas Cak Imin memberi tahu kepada Prabowo dan Sandi bahwa di pesantren ada pola pengambilan keputusan yang satu komando yaitu jumhur ulama.
"Ulama itu biasanya punya satu pola pikir dan sikap, yaitu jumhur ulama. Yaitu mengikuti pendapat sebagian ulama masyhur atau yang punya kredibelitas, terkenal atau yang punya jumlah pendukung banyak," kata Cak Imin.
Khusus pulau Jawa, klaim Muhaimin, keputusan mayoritas ulama sudah menetapkan dukungan kepada pasangan Capres dan Cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Jumhur ulama ini alhamdulilah banyak pendukung Kiai Ma'ruf yang ada di seluruh Jawa," demikian Muhaimin. [aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jazilu Fawaid: Siapapun Berhak Angkat Isu PKI
- Alasan Demi Demokrasi Yusril Bela Moeldoko, Pengamat: Itu Alibi Saja!
- Tinggalkan PAN, Amien Rais Bersiap Deklarasi Partai Baru