Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Madiun melakukan sejumlah antisipasi agar tidk terjadi banjir. Salah satunya dilakukan pengerukan atau penggalian sedimen di tiga desa.
- Cegah Peredaran Obat dan Makanan Berbahaya, Anggota Komisi lX Bersama BPOM Sosialisasi di Bondowoso
- Sampai H+4, Dari Titik Penyekatan Ngawi Tercatat 1.956 Kendaraan Putar Balik
- APBD Devisit, Bupati Situbondo Berupaya Tingkatkan PAD
Pengerukan sedimen yang menghabiskan biaya sekitar Rp 200 juta ini sudah dimulai sejak Oktober 2019, dan akan selesai hingga Desember 2019.
Pengerukan sedimen dilakukan di tiga desa, di antaranya Desa Bacem Kecamatan Kebonsari, Desa Sumberejo Kecamatan Madiun, dan Desa Tempursari Kecamatan Wungu.
Maskur menjelaskan, tiga desa yang dilakukan pengerukan sedimen tersebut memang kerap terjadi luapan air saat musim hujan. Sehingga, untuk mencegah terjadinya banjir, dilakukan perawatan saluran air dengan cara pengerukan sedimen.
"Di tiga desa itu sering terjadi banjir saat musim hujan, karena warga tidak mau merawat saluran air," lanjutnya.
DItambahkannya, selama ini ada beberapa warga yang justru memanfaatkan saluran air untuk ditanami padi atau tanaman lainnya saat musim kemarau.
Sehingga, areal atau lahan yang seharusnya menjadi saluran air untuk mengalirkan air saat hujan tertutup oleh tanah dan menyebabkan banjir.
"Jadi pengerukan ini untuk mengurangi resiko terjadinya banjir. Kalau dikeruk kam tampungan air sungai lebih banyak, sehingga mengurangi luapan air," tandasnya.[dm/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Perketat Penyekatan
- Kunker ke Pemkot Blitar, Pemkab Malang Dapat Inspirasi ASN Gunakan PIN Bung Karno
- Hari Bakti PU ke-79, Pj Gubernur Adhy Serahkan Berbagai Bantuan Alat Pekerjaan Umum hingga Bedah Rumah di Pasuruan