Dua tahun lalu ketika anggota DPRD Jatim Agus Dono melakukan reses di wilayah Malang Selatan, banyak petani curhat. Mereka curhat kalau hasil kopi mereka hanya laku dengan harga murah karena dijual dalam kondisi basah.
- Tahun 2022 BTN Raih Laba Bersih Rp3,04 Triliun
- IIMS Surabaya 2023, Danamon Beri Bunga 1,68 Persen
- Sineas Indonesia Tetap Eksis di Festival Kelas Dunia
"Setelah dua tahun lalu saya reses, di satu wilayah banyak teman-teman cerita kaget saya. Saya edukasi dan saya beli. Saya beli di atas harga pasar," katanya dikutip Kantor Berita , belum lama ini.
Selain membeli kopi petani, Agus Dono juga mengedukasi mereka, agar memproses kopi yang dipanen dan dijual dalam bentuk kering.
"Sampai saat ini kesulitan juga. Karena kita nggak bisa langsung ngambil dan mereka bekerjasama dengan pengusaha kopi besar dan mereka diijon. Kopi semakin lama dan disimpan semakin mahal," tandasnya.
Kopi yang dikumpulkan dari petani itu mulai diolah menjadi aneka varian. Agus Dono lantas membeli peralatan untuk melakukan roasting, hingga menghasilkan kopi hijau, kopi lanang, kopi luwak.
Agus Dono juga mulai berhasil membuat varian 'Wine Coffe'.
"Kopi jadi kayak wine hampir empat sampai lima bulan. Ada tata caranya, kita di rumah ada empat ton. Kemarin yang kopi bajing kita uji great 83,97," katanya lagi.
Setelah dua tahun berjalan, Agus pun berhasil membuat sebelas varian dari berbagai jenis kopi. Dia pun mulai menyuplai puluhan warung kopi di Malang. Tentunya, dengan harga yang terjangkau.
"Saya pingin masyarakat Indonesia minum kopi yang asli. Kopi asli tidak harus mahal, dengan cara apa efisiensi dari hulu sampai hilir agar harganya tidak mahal," tandasnya.
Anggota DPRD Jatim yang terpilih kembali itu berharap agar Pemprov Jatim bisa memperhatikan nasib petani kopi. Mengingat, potensi pertanian kopi yang dihasilkan Jatim cukup besar.
"Pemerintah ini ikut menjembatani kepentingan UKM. Salah satu jembatan itu adalah ini tanaman tahunan dan kopi ini bukan ekspor. Tidak mungkin permainan harga. Di Jawa Timur semua produksi kopi, cuma masalahnya sampai saat ini perhatiannya kurang," pungkasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPP INSA Ingatkan Pemerintah Kapal Roro Angkutan Laut Butuh Perhatian
- Fuad Bawazier: Sri Mulyani Makin Jadi Politisi, Bukan Menkeu
- Dewan: Investasi Gresik Senilai Rp 37,042 Triliun Bukan PAD