Tidak ada yang istimewa dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia usai menghadiri undangan G-7. Mantan Menteri Kekuangan Fuad Bawazier mengingatkan bahwa Jokowi bukan pemimpin dunia pertama yang datang di masa peperangan ke dua negara tersebut.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
"Sebelumnya pemimpin Perancis, Jerman, Kanada, Presiden Uni Eropa, Misi PBB dll sudah berdatangan ke Ukraina melalui jalur yang kurang lebih sama. Tidak ada yang istimewa,” ujar Fuad Bawazier lewat keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/7).
Dia lantas mempertanyakan efektivitas perjalanan Presiden Joko Widodo terhadap gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Fuad sendiri merasa sangsi dengan misi tersebut.
“Rasanya terlalu berlebihan bila kita mengatakan bahwa misi atau kedatangan Jokowi akan mampu menghentikan perang,” katanya.
Walau begitu, dia tetap memuji langkah yang dilakukan Jokowi. Setidaknya, presiden Jokowi tetap mengamalkan amanah Pembukaan UUD 1945, yaitu mengupayakan perdamaian dunia.
“Disamping tentunya dalam rangka menyukseskan posisinya sebagai Presidensi G20,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik